MATA INDONESIA, JAKARTA-Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat kegiatan ekspor dan investasi bisa menjadi pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
Untuk itu dirinya mengimbau agar pemerintah bisa meningkatkan ekspor komoditas yang harganya sedang naik di pasaran khususnya komoditas pertambangan. Karena di sektor industri manufaktur pergerakan pertumbuhan ekonominya dilakukan untuk jangka panjang pasca pandemi Covid-19.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ada di kisaran satu hingga dua persen dengan asumsi pemerintah lakukan kebijakan existing PPKM mikro.
Tak hanya itu, pemerintah juga harus mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) karena masih ada yang bolak-balik melakukan revisi dokumen untuk eksekusi anggarannya karena masih belum sesuai panduan. Hal tersebut juga yang akhirnya memperlambat pencairan dana di daerah.
“Kalaupun fiskal terbatas, lebih penting ada revisi anggaran yang diperuntukkan untuk menjaga daya beli penanganan pandemi dulu dan harus ada percepatan penerapan anggaran khususnya di daerah,” katanya.
Di sisi lain, motor pertumbuhan ekonomi 2021 memasuki kuartal III tidak bisa dengan mengandalkan belanja pemerintah. Bhima memproyeksikan sumbangan belanja pemerintah ke Produk Domestik Bruto PDB hanya sekitar delapan sampai Sembilan persen.