Ini Sosok yang Bakal Jadi Lawan Berat Gibran di Pilwalkot Solo

Baca Juga

MATA INDONESIA, SOLO  – Langkah Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Wali Kota Solo seperti tak akan mudah. Soalnya, Gibran kini harus dihadapkan pada kemunculan pasangan bakal calon melalui jalur independen yang disebut-sebut cukup kuat.

Pasangan idenpenden tersebut bernama Bagyo Wahyono dan FX Supardjo, yang kabarnya mendapat dukungan besar masyarakat.

Bahkan, pasangan ‘BAJO’ itu mengklaim sudah mengumpulkan dukungan sebanyak 35 ribu suara, yang berpotensi bertambah lagi menjadi lebih 40 ribu suara. Jika mencapai target tersebut, maka sudah cukup untuk memenuhi syarat dukungan untuk calon independen di Pilwalkot Solo 2020, yakni 35.870 suara.

Menurut Bagyo Wahyono, saat ini ia masih terus bekerja melakukan sejumlah konsolidasi dan pertemuan-pertemuan dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi.

“Orang kecil bisa maju di Pilkada Solo tanpa diusung parpol. Kami ingin membuat sejarah baru,” ujar Bagyo saat ditemui, Rabu 15 Januari 2020.

Bagyo menegaskan, dirinya optimistis bisa ikut Pilkada Solo, 23 September mendatang. Ia berjanji akan bekerja keras sampai titik terakhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini