MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) mengungkapkan, kebocoran data BPJS Kesehatan akan berdampak buruk pada banyak hal.
Juru Bicara BSSN Anton Setiawan menyebut, bocornya data dapat mengganggu akurasi dari layanan kesehatan nasional, serta maraknya terjadi penipuan.
“Penyalahgunaan data dan kejahatan, seperti penipuan dan pemalsuan,” kata Anton, Rabu 26 Mei 2021
Kemudian, Anton menjelaskan, bahwa akan terjadi pelanggaran aspek privasi para peserta BPJS, yang datanya bocor via daring.
“Lalu merambat ke sistem elektronik atau layanan yang lain,” ujar Anton.
Saat ini, tim dari BSSN dan BPJS Kesehatan masih melakukan verifikasi data peserta berdasarkan sampel yang ada. Kedua tim juga sudah melakukan langkah-langkah untuk merespon dugaan kebocoran tersebut.
“Memastikan data yang dieksfiltrasi oleh pelaku dan sistem elektronik lain yang mungkin terdampak dan melakukan atribusi pelaku untuk keperluan penegakan hukum,” kata dia.
Sementara Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut lembaganya selama ini melakukan upaya dalam melindungi data peserta penggunanya. Ia juga memastikan, BPJS Kesehatan telah menerapkan keamanan data berlapis dengan sistem keamanan data sesuai dengan standar ISO 27001 yang sudah terverifikasi.
Namun, ia tak menampik bahwa bisa saja terjadi peretasan data, meski pengamanan sudah sesuai standar.
“Walaupun BPJS telah melakukan pengamanan sesuai standar yang berlaku, namun masih dimungkinkan terjadinya peretasan, mengingat masih dinamisnya dunia peretasan,” kata Ali dalam keterangan persnya, Selasa 25 Mei.