Industri Sawit Berkomitmen Sejahterakan Warga Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group, Luwy Leunufna menegaskan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun, lebih dari 2,400 tenaga kerja Orang Asli Papua (OAP) berkecimpung di dalam industri tersebut.

Angka ini, menurut Luwy, akan terus bertambah seiring dengan ekspansi perusahaan. Ini sekaligus bukti bahwa industri sawit berkomitmen untuk membantu mensejahterakan warga di tanah Papua.

“Melalui penyerapan tenaga kerja ini diharapkan distribusi pendapatan masyarakat Papua dapat meningkat, kesejahteraan mereka dapat terus membaik secara berkelanjutan,” kata Luwy Leunufna, Rabu, 14 April 2021.

Luwy mengungkapkan, TSE Group saat ini mempekerjakan sekitar 8,400 pegawai, di mana sebanyak 2,400 pegawai atau sekitar 28,6 persen merupakan warga asli Bumi Cenderawasih.

“Saat ini kami mengupayakan agar rasio tersebut terus naik. Banyak pekerja asli Papua menduduki jabatan penting dan strategis dari kepala seksi, asisten manajer, hingga manajer kebun,” tambahnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Merauke, Justina Sianturi mengatakan bahwa industri kepala sawit di Papua, khususnya di Kabupaten Merauke memegang peranan penting. Tercatat, sebanyak 2,474 orang asli Papua bekerja di industri ini.

“Masyarakat memperoleh pendapatan dari hasil kebun plasma dan meningkatkan perekonomian masyarakat serta membuka lapangan kerja baru,” kata Justina Sianturi menambahkan bahwa peran lain kelapa sawit yakni memberdayakan masyarakat agar roda ekonomi terus berputar, perbaikan lingkungan, dan peningkatan wawasan serta pengetahuan masyarakat.

Sementara Tokoh Masyarakat Papua, Pdt Albert Yoku menegaskan bahwa industri kelapa sawit sukses mengurangi angka pengangguran di tanah Papua dan menghadirkan lapangan kerja baru bagi warga sekitar.

“Dengan manfaat kelapa sawit tersebut, lebih mudah bagi kami untuk mengedukasi masyarakat. Imbasnya, kampanye negatif sawit dapat teratasi dan masyarakat tidak mudah dipengaruhi (kampanye negatif),” ucap Pdt Albert Yoku.

Industri kelapa sawit dinilai dapat menjadi solusi untuk 1,3 juta masyarakat yang tinggal di pedesaan untuk bangkit dari kemiskinan. Khususnya mereka yang tinggal di wilayah timur Indonesia.

Sebagai catatan, luas tutupan kelapa sawit di kawasan Papua sebesar 58, 656 hektar dan tersebar di beberapa wilayah, seperti Nabire, Jayapura, Keerom, Boven Digoel, Mappi serta Merauke.

Sementara di wilayah Papua Barat, luas tutupan kelapa sawit sebesar 110,496. Adapun lokasi tutupan kelapa sawit di wilayah Papua Barat di antaranya, Manokwari, Sorong, Sorong Maybrat, Teluk Bintuni, dan Fak Fak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini