Mata Indonesia, Jakarta – Dubes RI Santo Darmosumarto bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Y.M. Sok Chenda Sophea, pada Rabu (3/1). “Dalam merayakan 65 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kamboja, diperlukan upaya untuk ciptakan program-program kerja sama konkret,” ujar Dubes Santo.
Dubes Santo mengungkapkan komitmennya untuk menjadikan hubungan sejarah yang kuat antar kedua negara sebagai dasar untuk kerja sama perdagangan dan investasi yang konkret demi kesejahteraan kedua bangsa. Dubes Santo juga menggarisbawahi semangat KBRI Phnom Penh untuk menjembatani interaksi antara kedua bangsa, terutama generasi mudanya, melalui kerja sama pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata.
Wakil PM Sok menyebut, kontak antar masyarakat yang lebih kuat akan menghasilkan interaksi bisnis yang lebih besar, karena peluang yang ada sangat banyak dan di berbagai sektor. Wakil PM Sok juga mengusulkan agar kedua negara bekerja lebih erat untuk mencapai tujuan bersama di forum regional dan multilateral.
Selain itu, Dubes Santo menyampaikan penghargaannya atas dukungan Kamboja bagi Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023. “Kesuksesan Indonesia selaku Ketua ASEAN tidak lepas dari kesuksesan Kamboja di ASEAN pada tahun 2022 terutama untuk membawa kawasan keluar dari krisis pandemik,” ungkap Dubes Santo.
Dubes RI untuk Kamboja menyampaikan Surat Kepercayaan kepada Raja Norodom Sihamoni pada bulan Oktober 2023 setelah pertama tiba di Kamboja pada September 2023. Kedua negara meresmikan hubungan diplomatiknya pada 13 Februari 1959 melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja.
Saat ini Indonesia merupakan mitra dagang ke-6 terbesar bagi Kamboja dengan total perdagangan mencapai USD 965,24 juta pada November 2023. Dari angka tersebut, nilai ekspor Kamboja ke Indonesia mencapai USD 70,56 juta pada tahun 2023 atau melonjak sebesar 112% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada September 2023, untuk pertama kalinya beras Kamboja diekspor ke Indonesia yang menjadi simbol penguatan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara.
(KBRI Phnom Penh/ Kementerian Luar Negeri)