Indonesia Ciptakan Masa Depan Dunia Bidang Digital di G20

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia sedang mencetak sejarah masa depan dunia di bidang digital, pada momentum Presidensi G20 2022.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi, yang juga Co-Chair Digital Digital Economy Working Group (DEWG) G20 2022 menjelaskan sejarah ini diciptakan melalui ide-ide baru yang hadir dalam Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG).

”Allan Kay (pionir komputer personal) mengatakan bahwa the best way to predict the future is to invent it, jadi Indonesia saat ini sedang dalam proses menciptakan masa depan, menciptakan ide-ide baru untuk masa depan ruang digital di dunia,” ujar Juru Bicara Kominfo.

Menurut Dedy, sejarah Indonesia dalam G20 adalah menjadi negara berkembang pertama di Asia Tenggara yang memimpin kelompok kerja (working group). Di forum negara-negara ekonomi besar dunia ini.

Sebelum ada working group, katanya, pembahasan awal sebelum pertemuan (meeting) tingkat Menteri adalah melalui gugus tugas (task force). Ini merupakan forum informal yang hanya membicarakan di tatar kesepahaman bersama.

Pembentukan working group oleh Indonesia sejak 2019 lalu, sehingga menjadi sejarah ketika berhasil terbentuk pertama kalinya.

“Indonesia yang memperjuangkan (pembentukan working group), jadi Indonesia adalah negara pertama yang memimpin kelompok kerja ekonomi digital di forum G20 (2022),” imbuhnya.

Dedy menuturkan, DEWG juga mengusung tiga tema konkrit yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, Pertama adalah konektivitas dan pemulihan pascapandemi termasuk konektivitas antar manusia.

Di dalam konektivitas itu, salah satunya membahas bagaimana cara pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19. Tentunya dengan bantuan platform digital.

“Banyak UMKM mengalami kesusahan karena pandemi, setelah jualan online itu bisa bertahan,” tuturnya.

Kedua, adalah kecakapan digital dan literasi digital (digital skill and digital literacy). Yaitu bagaimana menggeser tujuan aktivitas di media sosial. Dari awalnya untuk hiburan menjadi lebih produktif.

Ketiga, adalah arus data lintas negara (Cross Border Data Flow). Ini akan menjadi lebih sulit karena melibatkan banyak negara di dalamnya.  Contohnya adalah, memperkecil penyalahgunaan data pribadi, mengantisipasi serangan keamanan siber. “Indonesia saat ini sedang mendorong adanya suatu kesepakatan bagaimana negara-negara G20 bersepakat untuk perlindungan data kita,” kata Dedy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini