Indonesia Berpeluang Besar Menggarap E-Commerce Asean

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi berbasis digital diyakini telah menjadi penggerak ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Indonesia pun tercatat sebagai penggerak, bahkan bisa dikatakan sebagai pemain utama di ekonomi digital.

Betapa tidak, dari negara ini telah lahir sejumlah perusahaan berembrio digital berskala decacorn dan unicorn. Perusahaan rintisan (startup) yang kemudian bertranformasi menjadi perusahaan berskala decacorn, mengacu kepada perusahaan yang sudah memiliki valuasi di atas USD10 miliar. Jenis perusahaan jenis ini, seperti Gojek atau Tokopedia.

Sedangkan sebutan unicorn adalah rintisan yang kemudian memiliki valuasi di atas USD1 miliar. Dari perusahaan tersebut di atas, seperti Tokopedia atau Bukalapak, merupakan perusahan digital yang bergerak di jasa layanan perdagangan online (e-commerce), sayap bisnis dari ekonomi digital. Bisnis jasa ini telah menjadi mesin ekonomi masyarakat di tengah wabah.

Dari transaksi e-commerce sepanjang 2020, menurut data Kementerian Perdagangan, transaksinya tercatat menembus Rp 266,2 triliun. Tahun ini diprediksi bisa mencapai Rp 354,3 triliun atau meningkat 33,11% dibandingkan 2020.

Berikutnya, sumbangan sektor kesehatan di ekonomi digital juga yang termasuk bisnis yang menjanjikan. Masih menurut Kementerian Perdagangan, porsi bisnis ini diprediksi mencapai 8 persen dari total bisnis ekonomi digital tahun ini, atau mencapai Rp471,6 triliun, dan sektor online travel bisa mencapai Rp575 triliun.

Setelah itu, ada sektor ride hailing seperti Gojek dan Grab akan berperan sebesar Rp401 triliun pada 2030. Demikian pula dengan teknologi finansial dan media daring.

Wajar saja, jika pemerintah, seperti disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, pada Senin (23/8/2021), berambisi menjadikan Indonesia sebagai penguasa 40 persen ekonomi digital Asean pada 2025. Hal itu ditopang transaksi e-commerce yang terus meningkat setiap tahun dan jumlah unicorn yang lebih banyak dibanding negara Asean lainnya.

Menurut Lutfi, pemerintah akan terus berupaya untuk memanfaatkan perdagangan internasional, khususnya terkait e-commerce melalui kerja sama dengan negara Asean. Menteri Perdagangan menambahkan, target tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Lutfi pun menilai, perkembangan ekonomi digital sudah tidak bisa terbendung lagi, di mana arus transaksi digital sudah mulai masuki gelombang kedua dan ketiga dengan munculnya pemain-pemain di sektor baru. “Contohnya, health tech yang diisi Halodoc, Alodokter, Aido Health, lalu education technology seperti Ruangguru, Zenius, dan Ruang Belajar, serta finansial teknologi, seperti Dana, Ovo, dan Link Aja,” ujarnya dalam kesempatan rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI tersebut.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini