Impresif, Tim Voli Putri Jakarta BIN Berhasil Juarai Proliga 2024

Baca Juga

Jakarta – Tim voli putri Jakarta BIN meraih kemenangan yang mengagumkan dalam laga grand final Proliga 2024 melawan tim Jakarta Elektrik PLN. Pertandingan yang berlangsung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7) ini menjadi sejarah bagi tim voli putri yang diperkuat pemain bintang Megawati Hangestri tersebut.

Dengan skor akhir 3-2 (25-21, 25-20, 22-25, 21-25, 17-15), Jakarta BIN berhasil mengatasi perlawanan sengit dari tim Jakarta Elektrik PLN dalam pertandingan yang berlangsung selama lima set. Pemain-pemain Jakarta BIN menampilkan kekompakan dan kemampuan individu yang luar biasa di lapangan, mengesankan para penonton yang memadati Indonesia Arena, Jakarta.

Manajer Tim Voli Putri Jakarta BIN, Supandi, menyatakan kebanggaannya atas penampilan timnya hari ini. Menurutnya, kemenangan ini merupakan kemenangan BIN di bidang olahraga.

“Kemenangan ini dipersembahkan oleh Tim Voli Putri Jakarta BIN untuk Bapak Kepala BIN Jenderal (Purn) Pol. Budi Gunawan yang telah berkomitmen dalam pembinaan olahraga voli,” ujarnya dengan penuh semangat.

Supandi berharap BIN dapat terus berkomitmen dalam pembinaan olahraga, terutama cabang olahraga voli dan kedepannya dapat melahirkan atlet-atlet berkualitas.

“Semua mendukung kegiatan ini dan tentunya ini adalah kesempatan juga untuk keluarga besar Badan Intelijen Negara, tentunya untuk para atlet kita tercinta. Terima kasih banyak. Insya Allah ke depan akan kita lanjutkan dan melahirkan lagi atlet-atlet yang berkualitas untuk Badan Intelijen Negara dan juga Indonesia,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pembentukan tim bola voli Jakarta BIN merupakan bentuk tindak lanjut atau implementasi nyata dari harapan, komitmen, dan perhatian BIN di bawah pimpinan Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si.

Dengan dukungan maksimal dari Kepala BIN, disertai keahlian dan dedikasi para atletnya, serta dibimbing oleh pelatih-pelatih berpengalaman, Tim Voli Putri Jakarta BIN berhasil memberikan yang terbaik dan menjuarai Proliga 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini