Imbas Corona, Buka Puasa dan Tarawih di Istiqlal Bakal Ditiadakan? Ini Jawabannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jelang bulan Ramadan, Kementerian Agama mengaku masih mengkaji kegiatan buka puasa bersama dan salat tarawih di Masjid Istiqlal. Kondisi ini berkaca pada situasi penyebaran virus corona atau COVID-19 yang mewabah di Indonesia.

Namun Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan kegiatan itu akan tetap diadakan selama bulan Ramadan yang diprediksi jatuh pada akhir April 2020. “Sebentar lagi akan Ramadan. Kami sepakat tarawih maupun buka puasa bersama tetap diadakan sebagaimana biasa,” ujar Fachrul di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat 13 Maret 2020.

Meski begitu, dua kegiatan itu akan dikaji ulang jika terjadi perubahan situasi yang memburuk. Pun ia berharap hal itu tak terjadi.

“Kecuali ada perubahan-perubahan situasi yang membuat situasi menjadi sangat jelek. Nanti kita ambil langkah-langkah lain yang lebih baik dalam menghadapi ini,” katanya.

Sementara itu Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memastikan kegiatan buka puasa dan salat tarawih akan berjalan seperti biasa. Selama ini masjid Istiqlal selalu menyediakan menu buka puasa bagi 3.000 hingga 4.000 orang.

“Insyaallah kami di bawah kontrol pihak terkait,” ucapnya.

Nasaruddin juga mengantisipasi jemaah yang melakukan iktikaf atau berdiam diri di masjid selama 10 hari terakhir Ramadan. Beberapa waktu belakangan, jumlah jemaah yang melakukan iktikaf di masjid Istiqlal lebih banyak daripada jemaah salat tarawih.

“Tiga tahun terakhir jemaah lebih banyak dari tarawih. Insyaallah kami antisipasi. Mudah-mudahan tidak akan ada kejadian istimewa. Insyaallah Istiqlal dan masjid lain bisa aman,” ujar Nasaruddin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini