IHSG Tak Bisa Diselamatkan Hanya dengan Saham BUMN

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terjun bebas alias merosot setelah kasus pertama Covid-19 Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020 lalu.

Sebenarnya, kejatuhan IHSG ini bukan yang pertama kali terjadi. Hanya saja, saham BUMN yang biasanya tampil sebagai pahlawan, kini dianggap tak mampu mengangkat kembali performa IHSG.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan berkata, pada krisis tahun 2008, saham-saham BUMN pulih begitu cepat di pasar. Bahkan, IHSG hanya butuh 16 bulan untuk kembali ke jalur hijau, sementara saham BUMN butuh 10 bulan saja.

Namun, kondisi terkini berbeda. Tahun 2020 ini, saham-saham BUMN diprediksi tak lagi menggerakkan IHSG. Bahkan, buruknya, saham BUMN diperkirakan akan butuh waktu lebih lama untuk pulih ketimbang IHSG.

“Saham-saham BUMN akan lebih lama recovery-nya,” kata Alfred dalam keterangannya, Minggu 26 April 2020.

Ia menjelaskan, belakangan ini saham-saham BUMN rata-rata dinaungi sentimen negatif, baik dari segi fundamental maupun rumor. Buktinya rata-rata saham BUMN saat ini kapitalisasinya turun 37,8 persen, sedangkan saham emiten non BUMN turun sekitar 25,4 persen.

“Saham BUMN memang punya kinerja lebih buruk dibandingkan emiten non BUMN. Jadi dari sisi persepsi lebih berat dalam 5 tahun terakhir. Artinya saham-saham BUMN sulit untuk mengulang seperti di 2007-2008,” ujarnya.

Alfred memprediksi ketika pasar modal Indonesia mulai pulih nanti akan didorong oleh saham-saham non BUMN. Sedangkan saham BUMN akan pulih jauh lebih lama dari pulihnya pasar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini