Hasil Pertanian Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hasil pertanian Indonesia makin meningkat di tengah pandemi covid-19. Untuk itu Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Aditya Alta, meminta kepada pemerintah untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi hasil petani, terutama untuk produk segar seperti sayuran dan buah-buahan.

“Ini merupakan kebijakan yang perlu diprioritaskan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.

Agar hasil pertanian dapat diserap secara optimal, kata dia diperlukan peningkatan infrastruktur subsektor pendukung seperti transportasi dan pergudangan serta perdagangan ritel, mendorong kemitraaan dengan penjamin (offtaker), serta meningkatkan daya beli konsumen.

Pertanian sudah terbukti merupakan salah satu sektor yang masih mampu memperlihatkan laju pertumbuhan positif di saat pandemi dengan pertumbuhan sebesar 2,15 persen year-on-year (YoY) pada triwulan pertama tahun 2021 ini.

Aditya mengapresiasi insentif berupa dukungan permodalan seperti subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat, bantuan presiden (banpres) produktif untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pertanian, serta stimulus ekonomi lainnya dari pemerintah.

Namun, ia menambahkan bahwa masih diperlukan juga bantuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Insentif pajak untuk mendorong investasi sektor swasta pada teknologi pertanian juga perlu didukung untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah pertanian,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini