Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Hari Ini, Berikut Penjelasan BPPTKG

Baca Juga

MINEWS, YOGYAKARTA – Gunung Merapi kembali meluncurkan satu kali awan panas pada Minggu 2 Juni 2019. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan guguran awan panas itu menuju ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 1.100 meter.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan, dari pengamatan CCTV awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi pada pukul 17:58 WIB selama 110 detik dengan amplitudo 65 mm.

Sebelumnya pada Sabtu 1 Juni 2019, BPPTKG juga mencatat satu kali awan panas guguran diluncurkan gunung api itu dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter.

Selain awan panas guguran, pada periode pengamatan hari ini mulai pukul 12:00 sampai 18:00 WIB. BPPTKG juga mencatat dua kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 600-850 meter ke arah hulu Kali Gendol.

BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 65 mm selama 110.24 detik, 8 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-45 mm selama 31.92-85.12 detik, satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 8 mm selama 39.8 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 45 mm selama 14.32 detik.

Pada periode itu, asap kawah tidak teramati. Cuaca di gunung cerah dan berawan dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 16.5-22.2 derajat Celcius, kelembaban udara 41-90 persen, dan tekanan udara 627.4-708 mmHg.

Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada. Artinya, untuk sementara BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Menurut dia, objek-objek wisata di sekitar Gunung Merapi seperti Kawasan Kaliurang, Kaliadem, Klangon, Deles dan kawasan lain yang berada di luar radius 3 km dari puncak aman untuk dikunjungi.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini