Goodbye! Ini Alasan McDonald’s Bakal Tutup Permanen di Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Restoran cepat saji McDonald’s akan tutup permanen di Rusia setelah 30 tahun lebih. Mereka sudah mulai menjual beberapa restorannya.

Sejak Maret 2022, McDonald’s sudah menutup 850 restorannya di Rusia. Mereka menyebut, alasan di balik penutupan itu adalah karena krisis kemanusiaan yang diakibatkan invasi ke Ukraina.

Pembukaan restoran pertama McDonald’s di Moskow pada tahun 1990 melambangkan mencairnya ketegangan Perang Dingin. Setahun kemudian, Uni Soviet runtuh dan Rusia membuka ekonominya untuk perusahaan-perusahaan dari Barat. Namun, lebih dari tiga dekade kemudian, ini adalah salah satu dari semakin banyak perusahaan yang menarik diri.

“Ini adalah masalah rumit yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dengan konsekuensi yang mendalam,” kata kepala eksekutif McDonald’s, Chris Kempczinski, dikutip dari BBC, Selasa 17 Mei 2022.

“Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa menyediakan akses ke makanan dan terus mempekerjakan puluhan ribu warga biasa, tentu saja merupakan hal yang benar untuk dilakukan,” ujarnya.

“Tetapi tidak mungkin untuk mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Dan tidak mungkin membayangkan harapan dan janji yang sama yang membawa kita memasuki pasar Rusia 32 tahun lalu,” ungkapnya.

McDonald’s akan menjual semua restorannya ke pembeli lokal yang melibatkan penghapusan nama, merek, dan menunya. Prioritas mereka termasuk berusaha untuk memastikan 62 ribu karyawannya di Rusia terus dibayar sampai penjualan selesai dan mereka mendapatkan pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini