Fintech Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Salah satu kunci percepatan pemulihan ekonomi adalah Fintech (financial technology). Presiden Joko Widodo pun menyatakan harapannya, fintech akan turut mendorong Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, maraknya fintech mengakibatkan masifnya transaksi non tunai. Ketika transaksi non tunai semakin umum bagi kalangan masyarakat, maka akan muncul bisnis baru di industri ini.

“Jadi semakin cashless akan terjadi efisiensi dan terus muncul bisnis-bisnis digital. Ini akan menciptakan tenaga kerja yang lebih besar dan tentunya mendorong ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Salah satu pemain fintech yang kini tengah berkembang adalah OY! Indonesia. Perusahaan yang dibentuk pada 2017 ini menyebut layanannya merupakan money movement yang memfasilitasi semua proses keuangan, mulai dari kebutuhan individu hingga kebutuhan bisnis.

Uniknya, OY! Indonesia menjadi perusahaan fintech yang memadukan sistem online dan offline.

Kehadiran platform OY! Indoensia sendiri disebut Bhima dapat memberikan efisiensi ke ekosistem keuangan secara umum. Sebab, perusahaan ini mampu menawarkan layanan yang lengkap.

“Kehadiran sistem seperti OY! Indonesia itu bisa membuat tingkat persaingan menjadi efisien,” katanya.

Ia menuturkan, ke depannya jumlah pelaku fintech tidak perlu terlalu banyak, tapi bisa menawarkan produk lengkap dan menawarkan sistem digital lebih luas.

CEO OY! Indonesia, Jesayas Ferdinandus, mengatakan alasannya dibuat fintech ini berawal dari perputaran uang di Indonesia sangat besar dengan media yang beragam.

“Perputaran uangnya itu lewat beragam media. Ada yang digital dan ada pula yang cash. Kami melayani transaksi keduanya. Boleh dibilang, kami adalah aggregator dari sumber keuangan,” katanya.

Keputusan untuk menghadirkan layanan yang mendukung transaksi tunai, menurut Jesayas, tidak lepas juga dari transaksi di Indonesia yang masih menggunakan uang tunai. Meski banyak UMKM mulai berjualan online, ternyata transaksinya masih menggunakan uang tunai.

Adapun layanan yang ditawarkan OY! Indonesia memang mencakup proses dari hulu ke hilir. Platform yang dikembangkan perusahaan ini bisa mengurus sejumlah hal, ulai dari payroll, pengiriman uang, pembayaran invoice, uang masuk, hingga cash management.

Bahkan, perusahaan juga memiliki cash ini transit yang berada di 10 kota dan penyediaan mesin ATM (offline money movement). Dengan layanan yang ditawarkan ini, perusahaan dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis tanpa harus memikirkan proses transaksi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini