Fenomena Tanah Retak di Ponorogo, Apa Penyebabnya?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Warga Ponorogo tengah dikagetkan dengan fenomena tanah retak yang terjadi di Dusun Kalisobo, Desa Grogol, Kecamatan Sawo. Banyak yang bertanya-tanya, apa penyebab tanah retak tersebut.

Dijelaskan BPBD Ponorogo, fenomena itu terjadi karena kemarau panjang, lalu tanah tersiram air hujan saat berganti musim. Retakan tanah itu terus melebar, bahkan kedalamannya bisa mencapai 50 cm, dengan lebar 5 hingga 10 cm, lalu panjangnya 15 hingga 20 meter.

“Saking panasnya pas musim kemarau, terus kena hujan deras, akhirnya retakannya membesar,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono, Sabtu 14 Desember 2019.

Budi menambahkan, fenomena tanah retak biasa terjadi di Ponorogo. Namun retakan tersebut terbilang tidak membahayakan jika berada di kondisi dataran rendah.

Untuk mengurangi parahnya retakan, Budi mengimbau warga untuk segera menutup retakan dengan tanah. Agar tidak ada air yang masuk ke dalam jalur retakan.

“Kalau khawatir bisa lapor, biar dicek petugas. Tapi untuk yang fenomena tanah retak di Sawoo ini aman karena masih berada di dataran rendah. Bukan dataran tinggi,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini