MATA INDONESIA, JAKARTA -Â PBB melalui United Nations Environment Programme (UNEP) merilis data, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia terjadi di 7 provinsi selama Januari-Oktober 2019 dengan luas lahan yang hangus mencapai 1,64 juta hektare.
Data itu menyebut, dari total luas yang terbakar, 76 persen karhutla terjadi di lahan-lahan kategori terlantar.
Hanya 3 persen saja karhutla terjadi pada lahan-lahan produksi, seperti pertanian kelapa sawit dan lainnya. Sementara kebakaran di hutan hanya terjadi pada 3 persen saja dari total keseluruhan luas area.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah diketahui sudah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi potensi karhutla tahun depan yang mungkin terjadi di berbagai daerah.
Dijelaskan Menko Polhukam Mahfud MD, ada beberapa tahap penanganan karhutla 2020 mendatang, di antaranya adalah pemetaan bencana, lalu inventarisasi perizinan, patroli, dukungan alat pertanian sampai pendidikan masyarakat bersama.
Nantinya, penanganan potensi karhutla 2020 ini juga akan menggunakan bantuan dana desa. Kata Mahfud, Jumat 6 Desember 2019, pelibatan masyarakat adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari pencegahan karhutla.
Mahfud juga meminta Polri membentuk satgas khusus yang berfungsi untuk melakukan monitoring kebakaran hutan dan lahan. Satgas khusus itu perlu melibatkan jajaran pemda dan masyarakat lokal untuk menumbuhkan kesadaran serta kepedulian untuk mencegah karhutla.