MINEWS, JAKARTA – Banjir bandang yang terjadi di Sentani, Jayapura, Papua sejak Sabtu 16 Maret 2019, mengagetkan publik tanah air. Pasalnya, banyak korban yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
Banjir diduga terjadi akibat tingginya intensitas hujan sekaligus karena pengikisan lahan pegunungan Cycloops.
Berikut fakta-fakta mengejutkan di balik peristiwa banjir Sentani.
Banyak korban tewas
Hingga saat ini korban tewas akibat peristiwa tersebut diperkirakan sudah mencapai 58 orang. Namun menurut versi kepolisian, korban jiwa sudah mencapai 70 orang. Sementara 4 ribuan warga lainnya mengungsi. Sebanyak 350-an bangunan rusak-rusak.
Disebabkan tingginya intensitas hujan
Banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi di wilayah Sentani. Peristiwa bermulai sekitar pukul 17.00 pada Sabtu 16 Maret 2019. Awalnya wilayah tersebut diguyur hujan hingga membuat longsor di bagian hulu sungai lantas air meluap dan menerjang kawasan permukiman.
Pesawat Twin Otter diterjang banjir
Pesawat Twin Otter yang sedang parkir di Lapangan Terbang Adventis Doyo, Sentani ikut diterjang banjir. Ada juga 1 helikopter yang ikut rusak parah. Meski begitu, kondisi Bandara Sentani dikabarkan tetap normal dan beroperasi tanpa gangguan jadwal penerbangan.
Dipicu botaknya Gunung Cycloops
Menurut NPB, peristiwa ini tak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi. Tetapi juga akibat terjadinya kerusakan ekosistem di Gunung Cycloops, Jayapura, Papua. Rusaknya hutan di sana membuat daerah resapan hilang sehingga saat hujan deras mudah terjadi longsor.