MATA INDONESIA, LONDON – Vaksin AstraZeneca menjadi polemik, setelah ditemukan 18 laporan pembekuan darah yang sangat langka di otak yang terjadi pada orang setelah beberapa hari menerima vaksin buatan Inggris tersebut.
Keyakinan akan keamanan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca ini pun mendapat pukulan besar di Spanyol, Jerman, Prancis, dan Italia karena laporan pembekuan darah langka. Hal ini membuat banyak negara sempat berhenti menggunakannya, data jajak pendapat menunjukkan pada Senin (22/3).
Perusahaan jajak pendapat YouGov melaporkan bahwa orang Eropa skeptis tentang vaksin AstraZeneca daripada tentang vaksin dari Pfizer Inc / BioNTech dan Moderna Inc. Masalah pembekuan tersebut juga semakin merusak persepsi publik tentang keamanan vaksin buatan Inggris ini.
Setidaknya 13 negara di Eropa dalam dua pekan terakhir menghentikan pemberian suntikan AstraZeneca, yang dikembangkan bersama dengan para ilmuwan di Universitas Oxford, Inggris, setelah melaporkan sejumlah kecil kelainan darah.
Banyak yang melanjutkan penggunaannya pada Jumat (19/3) setelah regulator Badan Obat Eropa atau The European Medicines Agency (EMA) mengatakan dalam tinjauan keamanan awal pada Kamis (18/3) bahwa vaksin AstraZeneca aman dan efektif, serta tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan.
Jajak pendapat YouGov – yang mencakup sekitar 8 ribu orang di tujuh negara Eropa antara 12 dan 18 Maret, menemukan bahwa di Prancis, Jerman, Spanyol, dan Italia, orang-orang sekarang lebih cenderung melihat vaksin AstraZeneca tidak lagi aman.
Sekitar 55 persen orang Jerman mengatakan itu tidak aman, sementara kurang dari sepertiga menganggapnya aman. Senada dengan Jerman, di Prancis, di mana vaksin AstraZeneca sudah tidak populer, 61 persen orang yang disurvei mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca tidak aman.
Di Italia dan Spanyol, kebanyakan orang sebelumnya yakin vaksin buatan Inggris itu aman – masing-masing 54 persen dan 59 persen. Kini angka tersebut mengalami penurunan menjadi 36 persen dan 38 persen.
Survei tersebut menunjukkan bahwa hanya di Inggris –di mana vaksin AstraZeneca COVID-19 telah digunakan secara nasional sejak Januari, kekhawatiran tentang pembekuan darah berdampak sedikit atau tidak sama sekali pada kepercayaan publik.
Mayoritas orang yang disurvei di Inggris, sebanyak 77 persen meyakini bahwa vaksin AstraZeneca aman. Kepercayaan mereka terhadapnya setara dengan peringkat keamanan yang dianggap 79 persen dari Pfizer.
YouGov juga mengatakan tampaknya tidak ada kekhawatiran limpahan di tujuh negara Eropa yang disurvei untuk vaksin Pfizer dan Moderna, keduanya dianggap aman seperti dalam jajak pendapat tiga pekan lalu.