MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Era baru telah dimulai untuk Britania Raya yang resmi memisahkan diri dari Uni Eropa. Inggris memutuskan untuk berhenti mengikuti segala bentuk aturan UE pada Kamis (31/12), jam 11 malam waktu setempat.
Dengan begitu, aturan baru untuk perjalanan, perdagangan, imigrasi, dan kerja sama keamanan akan mulai diberlakukan. Keputusan ini masih menuai pro dan kontra di dalam negeri Inggris sendiri.
Meski demikan, Perdana Menteri Boris Johnson memastikan bahwa Inggris sekarang memiliki kebebasan di tangan dan kemampuan untuk melakukan berbagai hal secara berbeda dan lebih baik setelah proses panjang Brexit berakhir.
Ia menambahkan bahwa di mana depan, pasca-COVID-19, Inggris akan fokus untuk berinvestasi di sektor infrastruktur, pendidilan, dan teknologi.
“Terkadang kita perlu mengatur secara berbeda atau lebih baik, dan itu mungkin berarti memanfaatkan kebebasan Brexit; dan kita juga akan membutuhkan negara untuk memimpin, melakukan investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan teknologi yang akan menciptakan kerangka kerja bagi bisnis untuk berinvestasi,” tulis Johnson dalam surat kabar the Daily Telegraph, Jumat, 1 januari 2021.
Sementara beberapa menteri Inggris telah memperingatkan akan ada beberapa gangguan dalam beberapa hari dan pekan ke depan, karena aturan baru mulai diterapkan, khususnya sektor perdagangan.
Inggris secara resmi meninggalkan blok politik dan ekonomi yang beranggotakan 27 negara pada 31 Desember 2020, atau tiga setengah tahun setelah publik Inggris memilih untuk pergi meninggalkan referendum Brexit 2016.