MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengekspor teh ke salah satu negara di kawasan Timur Tengah, Uni Emirates Arab (UEA). Tak main-main, teh yang diekspor sebanyak 20 ton dengan nilai sebesar 614 juta Rupiah.
“Ekspor teh ini membuktikan bahwa sektor pertanian dan pangan paling tangguh terhadap COVID-19 sekaligus membuktikan teh masih menjadi komoditas primadona dari Jabar selain kopi,” ucap Gubernur Jawa Barat, M Ridwal Kamil.
Provinsi Jawa Barat menempati urutan atas dalam ekspor produk pertanian dan perkebunan. Produk teh misalnya, Jabar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi teh nasional, yakni 69,1 persen.
Sementara di urutan kedua, Jawa Tengah dengan kontribusi 9,06 persen. Di urutan ketiga ada Sumatera Utara dengan 6,20 persen, menyusul Sumatera Barat 5,70 persen dan Provinsi Jambi 2,59 persen.
“Ekspor kita tetap ranking satu, tidak terkecuali produk the,” ucapnya.
Ekspor teh juga memberi dampak positif bagi pemulihan perekonomian Jawa Barat di tengah pandemi COVID-19. Pekan ini recovery rate atau angka pemulihan ekonomi terus mengalami peningkatan di angka 58, sedangkan sepekan sebelumnya ada di angka 48.
Selain itu, sektor perekonomian Provinsi Jawa Barat diestimasi akan tumbuh positif, yakni 4,5 persen pada akhir tahun ini. Ridwan Kamil percaya, angka tersebut akan terwujud seiring berputarnya roda ekonomi dan program vaksinasi.
Berdasarkan Data Statistik Perkebunan tahun 2019, luas lahan perkebunan teh di wilayah Jawa Barat mencapai 85,234 hektar, yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 45,240 hektar, perkebunan besar swasta 20,652, dan perkebunan besar negara 19,342 hektar.