MATA INDONESIA, JAKARTA-Saat ini rajungan-kepiting menjadi salah satu komoditas ekspor perikanan utama Indonesia, dan menjadi salah satu fokus komoditas yang dikembangkan dalam program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam rangka peningkatan ekspor berbasis budidaya.
Nah, salah satu komoditas unggulan asal Sidoarjo, Jawa Timur berhasil tembus pasa Amerika Utara. “Kali ini kita kirim 40 ton rajungan,” Kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti.
Pada 2020, nilai permintaan rajungan-kepiting dunia mencapai 5,4 miliar US dolar dan ekpor Indonesia untuk komoditas ini baru mencapai 6,8 persen atau senilai 367,5 juta US dolar.
Nilai permintaan rajungan-Kepiting dunia selama lima tahun terakhir meningkat lima persen per tahun yang menunjukkan bahwa pasar rajungan-kepiting masih terbuka dan potensial untuk terus dikembangkan.
Sementara periode Januari hingga Oktober 2021, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai 4,56 Miliar US dolar atau naik 6,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.
Komoditas ekspor utama meliputi Udang (40 persen), Tuna-Cakalang-Tongkol (13 persen), Rajungan-Kepiting (11 persen), Cumi-Sotong-Gurita (10 persen), dan Rumput Laut (enam persen).
“Ini menunjukkan bahwa bahwa pasar rajungan-kepiting global masih terbuka dan tumbuh positif,” katanya.
Adapun negara importir utama rajungan-kepiting global tahun 2020 adalah Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan dan Kanada, dimana market share Indonesia terhadap masing-masing negara tersebut baru mencapai 11,9 persen, 5 persen, 17 persen, 0,1 persen dan 4,7 persen.
Karenanya, Artati mengapresiasi munculnya eksportir rajungan Aruna Crab ke pasar Kanada yang merupakan salah satu importir Rajungan-Kepiting utama dunia.