MATA INDONESIA, JAKARTA-Volume ekspor ikan asin nasional tahun 2021 mengalami peningkatan. Berdasarkan datan dari Badan Pusat Statistik pada periode Januari hingga November 2021 sebanyak 8,96 juta kg dengan nilai sebesar 93,17 juta US dolar.
Nilai tersebut meningkat 0,69 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 92,53 juta US dolar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan biota laut yang melimpah, termasuk komoditas ikan.
“Selain bisa menjadi berbagai jenis makanan dari olahan ikan segar, ikan tersebut pun dapat diolah menjadi ikan asin,” kata Airlangga,
Dengan penduduk berjumlah kurang lebih 1.900 penduduk dan 342 Kepala Keluarga di Pulau Pasaran, terbagi atas beberapa kelompok masyarakat, yakni lima kelompok pengolah dengan 48 pengolah, dua kelompok nelayan rajungan, dua kelompok pembudidaya ikan, dan 10 kelompok kerang hijau.
Tenaga kerja yang menekuni industri rumahan ikan asin di pulau tersebut berjumlah sekitar 765 orang.
Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berasal dari luar Pulau Pasaran. Menko Airlangga juga menyampaikan mengapresiasi kepada ibu-ibu pengolah ikan asin tersebut.
“Bagus sekali usaha ibu-ibu untuk mengolah ikan asin, jadi bisa membangkitkan perekonomian lokal di sini. Ikan asin juga menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga diekspor,” katanya.
Rata-rata produksi ikan teri asin di wilayah tersebut yakni kurang lebih sebanyak 3 ton/bulan untuk setiap pengolah, sehingga produksi totalnya diperkirakan sebanyak 120-150 ton/bulan atau sekitar 1.140 ton/tahun.
Adapun beberapa jenis ikan teri asin yang diproduksi adalah teri nasi super, teri nasi biasa, teri buntiau, teri rc, teri jengki, dan teri katak. Rentang harga jual per kilogram dari yang termahal yaitu ikan teri nasi super senilai Rp120 ribu/kg sampai termurah yakni ikan teri katak senilai Rp50 ribu/kg. Produk tambahannya adalah cumi asin dan ikan tanjan.
Dalam hal pemasaran ikan teri asin tersebut, sebanyak 50 persen hasil produksi dipasarkan ke DKI Jakarta, sebanyak 30 persen ke wilayah di Medan, Padang, Jambi, dan sekitarnya, kemudian sebanyak 10 persen ke wilayah di Karawang, Cianjur, Bandung, dan sekitarnya, serta 10 persen ke pasar lokal di Lampung.
Keunggulan ikan teri nasi Pulau Pasaran bisa dilihat dari sistem pengolahan ikan teri yang direbus di atas kapal setelah penangkapan, dengan tujuan menjaga kualitas ikan.