Edan! Biaya Pembuatan Game of Thrones Musim 8 Mencapai 90 Juta Dolar AS

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Musim kedelapan alias musim pamungkas serial televisi terpopuler di dunia, Game of Thrones, dipastikan tayang perdana pada 14 April 2019 mendatang. Di balik itu, musim kedelapan ini dianggap paling fantastis dalam segala sisi, termasuk masalah biaya.

Mengutip Business Insider, serial garapan HBO ini disebut menghabiskan total biaya 90 juta dolar AS atau hampir Rp 1,3 triliun. Biaya itu jauh lebih mahal dibanding musim-musim sebelumnya, bahkan termasuk serial termahal yang pernah dibuat.

Musim pamungkas ini diketahui memiliki 6 episode, yang setiap episodenya memakan biaya 15 juta dolar AS. Biaya tersebut menurut pengamat film, Kim Renfro, adalah angka yang terlalu besar.

Meski biaya terlampau besar, Renfro mengakui musim kedelapan ini akan benar-benar menyuguhkan tayangan yang menarik dan dahsyat kepada penonton.

“Pertarungan masif, bayak naga dan direwolf. Ini menarik,” ujar Renfro.

Ia menyebut jumlah anggaran yang dikeluarkan sangat mungkin berpengaruh besar pada aspek cerita dan kekuatan visual. Musim pertama, Game of Thrones menghabiskan rata-rata 6 juta dolar AS per episode, itu pun dengan beberapa cerita yang dipangkas.

Sebelumnya, episode termahal dari seluruh musim yang sudah tayang ada di musim kedua, yakni ‘Blackwater’. Episode ini menghabiskan biaya 8 juta dolar AS karena memuat pertarungan laut dan ledakan api menggunakan CGI.

Musim kedelapan ini, setiap episode memakan durasi lebih satu jam, bahkan ada yang sampai satu jam 20 menit dan satu jam 30 menit.

Trailer atau cuplikan film pun sudah dirilis oleh HBO secara resmi. Cuplikan ini sekarang sedang hangat menjadi pembahasan publik di seluruh dunia dengan berbagai spekulasi yang dilontarkan.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini