Dorong Pariwisata dan Pertanian di Danau Toba Lewat Eceng Gondok

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Danau Toba saat ini menjadi Destinasi Pariwisata Super Priotas (DPSP) yang berkualitas dan berkelanjutan.

Meski demikian, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves, Kosmas Harefa mengatakan, keberadaan Eceng Gondok selama ini menjadi satu kekhawatiran berbagai pihak mengingat pertumbuhan eceng gondok terbilang sangat pesat terlihat dari populasinya yang awalnya 100 m2 menjadi 200 m2 hanya dalam waktu 7 hari.

Untuk itu, pihaknya mendukung kerja sama PT Mayora Indah, Tbk dan Institut Teknologi Del dalam pemanfaatan eceng gondok di DPSP Danau Toba, dengan membangun fasilitas pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair dan pupuk padat.

Usaha pengolahan ini akan membawa dampak positif dalam mengurangi populasi eceng gondok di Danau Toba, yang awalnya adalah gulma dan mengotori danau menjadi produk pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan para petani di daerah Toba

“Terkait dengan eceng gondok, memang kita lihat mengurangi estetika danau sehingga kami menyambut baik kerja sama yang dilakukan antara PT Mayora Indah, Tbk dan Institut Teknologi Del. Kami berharap program ini dapat meningkatkan estetika danau sekaligus memberikan nilai tambah berupa pupuk organik kepada masyarakat,” katanya.

Populasi eceng gondok terlihat mendominasi area perairan Danau Toba dan mengurangi nilai estetika kawasan yang menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia.

Di sisi lain, eceng gondok mengandung unsur-unsur hara seperti Nitrogen, Phosphor dan Potassium masing-masing sebesar 2,34 persen, 0,24 persen dan 1,95 persen, serta asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang akan sangat bermanfaat bagi para petani.

Sebagai gambaran, kebutuhan pupuk masyarakat per satu musim tanam adalah 39.000 ton, sementara suplai pupuk yang tersedia hanya 10.000 ton. Selain itu, terdapat disparitas harga pupuk kimia bersubsidi dengan nonsubsidi.

Sehingga, program pemanfaatan eceng gondok selain meningkatkan estetika danau juga akan memberikan pupuk organik dengan harga kompetitif pada para petani.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini