Dituding Tulis Kalimat Rasis, Cavani Minta Maaf

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANCHESTER – Penyerang Manchester United, Edinson Cavani meminta maaf terkait kalimat yang ditulis di Instagram saat membalas komentar salah satu fan.

Cavani menjadi bintang kemenangan MU saat mengalahkan Southampton 3-2 akhir pekan kemarin. Sempat tertinggal 0-2, Setan Merah bangkit berkat andil besar Cavani. Selain mencetak dua gol, pemain asal Uruguay juga membuat satu assist.

Usai laga, salah satu fan mengucapkan selamat pada Cavani atas dua gol yang dicetaknya ke gawang Southampton sekaligus membawa MU meraih tiga poin penuh.

“Saya mencintaimu, El Matador,” tulis salah satu fan. Cavani membalas dengan ucapan, “Terima kasih, negro.”

Menurut Cavani, di Amerika Selatan, kata-kata tersebut biasa diucapkan sebagai bentuk salam sayang. Hanya saja, kata-kata tersebut termasuk bentuk rasisme.

“Pesan yang saya posting setelah pertandingan hari Minggu dimaksudkan sebagai salam sayang kepada teman, mengucapkan terima kasih kepada dia atas ucapan selamat usai pertandingan,” kata Cavani, dikutip dari Mirror, Selasa 1 Desember 2020.

“Hal yang tak ingin saya lakukan adalah menyinggung semua orang. Saya berlawanan dengan aksi rasisme dan langsung menghapus pesan tersebut setelah mendapat penjelasan bahwa artinya bisa berbeda. Dengan tulus saya ingin meminta maaf,” ujarnya.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) akan menyelidiki pesan yang ditulis Cavani tersebut. Jika bersalah, pemain berusia 33 tahun terancam dilarang main di tiga laga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini