MATA INDONESIA, JAKARTA – Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa tumpahan minyak yang ditemukan di permukaan laut bisa berarti ada kerusakan pada tangki bahan bakar kapal selam KRI Nanggala-402 atau bisa juga menjadi sinyal dari kru.
KRI Nanggala-402 berbobot 1.395 ton dibuat di Jerman tahun 1977, menurut Kementerian Pertahanan, dan bergabung dengan armada Indonesia tahun 1981. KRI Naggala-402 menjalani dua tahun reparasi di Korea Selatan dan selesai tahun 2012.
Indonesia di masa lalu mengoperasikan 12 armada kapal selam yang dibeli dari Uni Soviet untuk berpatroli di perairan kepulauannya yang luas. Akan tetapi, saat ini hanya memiliki lima armada termasuk dua kapal selam Type 209 buatan Jerman dan tiga kapal buatan Korea Selatan.
Sebagai catatan, kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, hilang sejak dini hari kemarin dan sampai saat ini masih dicari. KRI Nanggala-402 hilang saat tengah melaksanakan latihan penembakan torpedo di perairan Bali.
Di tengah latihan, kapal selam itu hilang kontak dan tidak dapat dihubungi. Kronologinya, pada pukul 03.00 WIB KRI Nanggala-402 meminta izin menyelam ke Komandan Gugus Tugas Penembakan (Danguspurla II) sesuai prosedur.
Namun, setelah mendapatkan izin, kapal selam KRI Nanggala-402 justru hilang kontak dan tidak dapat lagi dihubungi. Tiga kapal dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402 menggunakan sonar aktif di lokasi kapal itu menyelam. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal selam yang membawa 53 personel.
Kapal selam KRI Nanggala-402 ini terakhir kali berada pada posisi di perairan sisi utara Bali. Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyebut proses evakuasi akan dilakukan setelah titik hilang kapal selam ditemukan.
“Kalau koordinat sulit, areanya saja, di utara Bali. Saya sudah lihat petanya, tapi kita bilang nautical miles, ini lagi dicek,” kata Julius.
Dalam keterangan tertulis, Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) merilis nama 53 personel kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, di antaranya:
- Heri Oktavian – Letkol Laut (P) -Komandan KRI Nanggala-402
- Eko Firmanto – Mayor Laut (P)
- Wisnu Subiyantoro – Mayor Laut (T)
- Yohanes Heri – Kapten Laut (E)
- I Gede Kartika – Kapten Laut (P)
- Muhadi – Lettu Laut (P)
- Ady Sonata – Lettu Laut (P)
- Imam Adi – Lettu Laut (P)
- Anang Sutriatno – Lettu Laut (T)
- Adhi Laksmono – Letda Laut (E)
- Munawir – Letda Laut (P)
- Rhesa Tri – Letda Laut (T)
- Rintoni – Letda Laut (T)
- M Susanto – Letda Laut (P)
- Ruswanto – Serka Bah
- Yoto Eki Setiawan – Sertu Bah
- Ardi Ardiansyah – Sertu Ttu
- Achmad Faisal – Sertu Kom
- Willy Ridwan Santoso – Sertu Kom
- M Rusdiyansyah – Sertu Eko
- Ryan Yogie Pratama – Sertu Eki
- Dedi Hari Susilo – Sertu Mes
- Bambang Priyanto – Serda Bah
- Purwanto – Serda Kom
- Eko Prasetiyo – Serda Kom
- Harmanto – Serda Ttu
- Lutfi Anang – Serda Ttu
- Dwi Nugroho – Serda Atf
- Pandu Yudha Kusuma – Serda Ede
- Misnari – Serda Eta
- Setyo Wawan – Serda Saa
- Hendro Purwoto – Serda Lis
- Guntur Ari Prasetyo – Serda Mes
- Diyut Subandriyo – Serda Lis
- Wawan Hermanto – Serda Lis
- Syahwi Mapala – Serda Lis
- Wahyu Adiyas – Serda Lis
- Edi Wibowo – Serda Lis
- Kharisma D.B – Kopda Eta
- Nugroho Putranto – Kopda Tlg
- Khoirul Faizin – Kopda Mes
- Maryono – Kopda Trb
- Roni Effendi – Klk Eta
- Distriyan Andy P – KLK Eta
- Raditaka Margiansyah – KLS Isy
- Gunadi Fajar R – KLS Isy
- Denny Richi Sambudi – KLS Nav
- Muh Faqihudin Munir – KLS Mes
- Edy Siswanto – KLS Nav Non ABK
- Harry Setyawan – Kolonel Laut (P) – Dansatsel
- Irfan Suri – Letkol Laut (E)
- Whilly – Mayor Laut (E)
- Suheri – PNS