Disebut Teroris, Petarung UFC Afghanistan Buat Atlet Israel Babak Belur

Baca Juga

MATA INDONESIA, LAS VEGAS – Javid Basharat –petarung seni bela diri campuran (MMA) asal Afghanistan murka ketika petarung asal Israel, Oron Kahlon menyebutnya teroris sebelum pertandingan.

Ketika kedua petarung itu berhadap-hadapan usai menimbang berat badan, Basharat menolak untuk menjabat tangan Kahlon yang membuat petarung asal Israel itu menyebutnya teroris.

Dalam keterangan postingan di akun Instagram-nya, Basharat menanggapi hinaan tersebut dengan marah, mengklaim bahwa “P*ssy (Kahlon) ini menginginkan jalan keluar karena berat badannya yang turun sebanyak 3 pon,” tulis Basharat, melansir Middle East Monitor.

Ketika dia mengatakan kepada petarung Israel bahwa dia akan mengalahkannya dalam pertandingan, “Dia kemudian menyebut saya teroris. (Dia) menginginkan reaksi lagi (dan) menginginkan jalan keluar,” sambungnya.

Basharat membuktikan perkataannya, dalam pertandingan Ultimate Fighting Champonship (UFC) Basharat tampil membabi buta. Ya, sepanjang pertandingan, ia terus menyerang Kahlon secara brutal, mencekiknya, melepaskan serangkaian pukulan dengan sikunya pada ronde pertama.

Basharat juga menikmati keunggulannya pada ronde kedua. Kemudian, empat menit memasuki ronde ketiga, ketika petarung Afghanistan itu memutuskan untuk mengalahkan lawannya dengan guillotine choke, sebutan untuk teknik mencekik.

Menyusul kemenangan Basharat, Presiden UFC, Dana White, mengatakan bahwa keadilan ditegakkan atas tuduhan teroris ketika dia mengalahkan Kahlon.

“Anda dapat menambahkan itu ke tumpukan beberapa hal yang sangat buruk yang telah dikatakan dalam olahraga ini … Hal-hal jahat dikatakan. Dalam politik yang benar-benar gila ini, dunia yang kita tinggali, ini adalah satu tempat yang tidak (diizinkan),” kata Dana White.

Penolakan Basharat untuk berjabat tangan dengan Kahlon adalah contoh terbaru dari olahragawan yang menolak berjabat tangan dengan atlet asal Israel. Bahkan tak jarang, seorang atlet menolak bermain melawan atlet dari negara apartheid itu.

Permusuhan antara pejuang UFC Afghanistan dan Israel, khususnya, terjadi pada saat kedua negara berada pada perbedaan pandangan. Pemerintah Israel menyatakan bahwa Taliban yang kini menguasai Afghanistan dapat mengancam keamanan dan kepentingan nasional negara tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini