Disambangi Tim Gabungan Polri, Ini Respon Novel Baswedan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Tim gabungan bentukan Polri menyambangi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada Jumat 26 April 2019. Kedatangan mereka untuk menyampaikan perkembangan terkait pengungkapan kasus penyerangannya.

Merespon hal tersebut, Novel mengaku tim tersebut menanyakan soal komitmen dirinya memberikan keterangan terkait kasus penyiraman air keras. Pernyataan itu disampaikan usai bertemu Manajer Tim Advokasi Amnesti Internasional untuk wilayah Asia Pasifik Francisco Bencosme yang ingin membantu proses penyelidikan independen pengungkapan kasusnya.

“Kembali lagi saya katakan, saya ingin komitmen ini lebih dahulu disampaikan oleh tim gabungan dari yang dibentuk Pak Kapolri untuk mau mengungkap yang serangan-serangan terhadap KPK lainnya,” kata Novel di gedung KPK, Jakarta.

Novel pun menilai percuma jika hanya dilakukan investigasi yang sifatnya sekadarnya saja. Dirinya menginginkan komitmen yang jelas dan mandatnya kuat. “Kalau tim gabungan dari Pak Kapolri saya tidak yakin itu mandatnya kuat,” ujarnya.

Sebelumnya, tim gabungan bentukan Polri di gedung KPK, Jakarta, Rabu 24 April lalu menyampaikan beberapa perkembangan yang sudah dikerjakan untuk mengungkap kasus penyerangan Novel itu.

“Jadi, ‘progress’ kerja, proses kerja antara lain kami melakukan reka ulang terhadap TKP, pemeriksaan terhadap saksi-saksi baik saksi lama maupun yang baru, pemeriksaan tambahan, pemeriksaan ulang juga, dan juga pemeriksaan terhadap saksi-saksi ahli,” ujar anggota tim gabungan bentukan Polri Hendardi.

Selain Hendardi yang juga Ketua Setara Institute itu, anggota tim gabungan bentukan Polri yang turut hadir, yakni mantan Ketua Komnas HAM Nur Kholis, ahli hukum pidana Indriyanto Seno Adji, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti, dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ifdhal Kasim.

Mereka ditemui oleh dua pimpinan KPK masing-masing Saut Situmorang dan Laode M Syarif. Terkait hal itu, Novel mengaku belum mendapatkan informasi apa-apa.

“Ya saya belum mendapat apakah tim ini sudah bekerja bagus atau tidak tetapi kok rasanya saya tidak mendapatkan informasi apa-apa,” kata Novel.

Sebagai informasi, Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel, sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini