MINEWS, KLATEN – Ada pepatah, ‘Janganlah kalian menganggu macan yang sedang tidur. Jika sang macan terganggu, binasalah hidup kalian’. Kondisi itu kini bakal dialami penyebar hoaks pemilik akun twitter bernama @KakekKampret.
Mahfud dituding menerima suap berupa mobil Camry bernomor polisi B 1 MMD adalah hasil setoran dari seorang pengusaha besi di Karawang yang juga calon bupati dari PDIP. Namun hal tersebut dibantah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, dan mengatakan bahwa mobil tersebut dia beli menggunakan uang pribadi.
Merasa dirugikan atas fitnah tersebut, Mahfud melaporkan kasus hoaks tersebut ke Mapolres Klaten. “Laporan terkait hoaks yang menyangkut saya. Dan ini, bagi saya, yang begini-begini ini tidak bisa dibiarin,” ucap Mahfud di Klaten, Jumat 1 Maret 2019.
Meski cuitan itu berbentuk pertanyaan, Mahfud menilai hal itu adalah hinaan baginya. Hal itu dia anggap merupakan pelanggaran UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE). “Dalam kalimat itu bertanya, tapi ini nistaan. Sama dengan saya bertanya kamu berzina dengan ibumu apa benar? Itu kenistaan meskipun pertanyaan. Mengapa tidak berzina dengan mertuamu saja? Itu kan hinaan,” ujar Mahfud.
Saat mengetahui cuitan itu, Mahfud hanya memberi tanda like. Sebenarnya dia masih berharap pemilik akun meralatnya. “Malah ditambahin tadi malam, sekitar jam tujuh atau jam enam muncul lagi. (Dia bilang) ‘Saudara Mahfud kenapa tidak dijawab’. Kurang ajar ini,” kata dia.
Sebelumnya Mahfud juga sempat mengunggah beberapa cuitan yang mengatakan dia akan melaporkan akun itu ke polisi. Akun tersebut kemudian sudah nonaktif.
“Kalau anda ikut follower saya, Anda tahu saya dikritik hampir setiap hari, tapi saya diam. Tapi ini hinaan, kalau kaya gini ini terkait harga diri saya. Saya itu pejuang antikorupsi, masa saya menerima setoran begitu,” kata Mahfud.
Mahfud kemudian mengatakan membeli mobil itu secara tunai. Dia membeli mobil itu saat menjelang masa pensiun di MK.
Ia membeli mobil itu tahun 2013, tiga hari sebelum dirinya pensiun dari MK. “Karena mobil saya akan ditarik oleh negara. Saya tarik uang saya untuk membeli mobil cash. Kenapa dikaitkan dengan pilbup yang terjadi tahun 2015, tidak ada hubungannya,” ujar Mahfud.