Dibutuhkan Perkerjaan Ekstra dalam Dialog Nuklir Iran

Baca Juga

MATA INDONESIA, WINA – Iran dan kekuatan dunia membuat progress dalam dialog yang bertujuan menyelamatkan Perjanjian Nuklir Iran 2015. Kendati ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan.

“Kemajuan dibuat selama dua pekan terakhir. Tetapi dibutuhkan lebih banyak kerja keras. Kelompok ketiga dibentuk untuk menangani masalah pengurutan,” tulis Deputi Sekretaris Jenderal Layanan Tindakan Eksternal Eropa, Enrique Mora dalam akun Twitter-nya, melansir Reuters, Rabu, 21 April 2021.

Dialog yang bertujuan membawa Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali kepada kepatuhan Perjanjian Nuklir 2015 akan meningkat pekan depan, berdasarkan progress yang dicapai sejauh ini, demikian dikatakan oleh pejabat Rusia dan Cina sebelumnya.

Iran dan kekuatan dunia telah bertemu di Ibu Kota Austria, Wina sejak awal April untuk menuntaskan langkah-langkah yang harus diambil, menyentuh sanksi AS, dan pelanggaran Teheran terhadap batas kesepakatan pada kapasitas pengayaan uranium.

“Hari ini Komisi Gabungan #JCPOA mencatat dengan kepuasan atas kemajuan yang dibuat dalam negosiasi untuk memulihkan kesepakatan nuklir,” kata Mikhail Ulyanov, duta besar Rusia untuk pengawas nuklir PBB (IAEA), mengacu pada kesepakatan nuklir.

“Mengingat kemajuan yang dibuat … sejauh ini Komisi Gabungan #JCPOA memutuskan untuk membentuk kelompok kerja ketiga untuk menangani kemungkinan urutan langkah-langkah praktis yang mengarah pada pemulihan penuh kesepakatan nuklir Iran,” sambungnya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden –yang berusaha untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Nuklir 2015, menyatakan siap untuk menghapus semua sanksi yang tidak konsisten dengan kesepakatan tersebut. Namun, tidak menjelaskan secara detail tindakan yang dimaksudkannya.

Iran berulang kali menegaskan tidak akan kembali ke kepatuhan terhadap Perjanjian Nuklir 2015, apabila AS tidak menghapus semua sanksi yang dijatuhkan Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden AS dan menarik diri dari perjanjian tersebut tahun 2018.

Sebelumnya, pemerintah Iran menegaskan bahwa Teheren telah meluncurkan uranium hingga 60 persen kemurnian fisil untuk menunjang kapasitas teksisnya usai serangan sabotase di situs nuklir Iran, Natanz.

“Kami memproduksi sekitar sembilan gram 60 persen uranium yang diperkaya per jam. Tapi kami harus mengerjakan pengaturan untuk menurunkannya menjadi 5 gram per jam,” kata Kepala Organisasi Energi Aton Iran Ali Akbar Salehi belum lama ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini