Jakarta – Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan energi terbarukan, terutama energi panas bumi, di tengah upaya global menghadapi krisis iklim.
Dalam ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (5/9), para pemimpin industri menyerukan kolaborasi internasional untuk mempercepat agenda keberlanjutan.
Terkait hal itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menegaskan bahwa energi panas bumi atau geothermal merupakan pilihan terbaik bagi Indonesia dalam mengembangkan energi dengan nilai karbon rendah.
“Kita butuh baseload untuk meningkatkan penetrasi energi terbarukan. Geothermal adalah pilihan terbaik bagi Indonesia,” ujar Nicke.
Nicke menambahkan, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia, dengan total potensi sebesar 28 gigawatt. Namun, saat ini, kurang dari 10 persen dari potensi tersebut yang dapat dioperasikan.
“PT Pertamina memiliki kapasitas untuk mengembangkan potensi ini lebih lanjut,” tutur Dirut Pertamina.
Forum ISF 2024 ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi internasional dalam dekarbonisasi dan memperkuat upaya global menuju pembangunan berkelanjutan. Lebih dari 11.000 peserta dari 53 negara turut hadir, menjadikan ISF sebagai pertemuan aksi iklim terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah COP29 yang akan berlangsung di Baku, Azerbaijan.
ISF 2024 menghadirkan lebih dari 250 pembicara dari kalangan pemerintah, sektor bisnis, organisasi multilateral, dan masyarakat sipil. Forum ini menggelar 10 sesi pleno dan 15 sesi tematik untuk mendiskusikan berbagai isu terkait pertumbuhan berkelanjutan, termasuk pengembangan energi panas bumi sebagai solusi masa depan bagi Indonesia dan dunia.
Sementara itu, Direktur Geothermal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Gigih Udi Atmo mengungkapkan strategi Pemerintah dalam mengembangkan energi panas bumi atau geothermal. Salah satunya melalui optimalisasi konsumsi listrik melalui Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL).
“Kita mendorong agar masuk ke dalam RUPTL PT PLN, di RUPTL yang saat ini tahun 2021-2030, itu 3.355 megawatt ya atau 3,3 gigawatt lebih,” terang Gigih.
Lebih lanjut, Direktur Geothermal Kementerian ESDM itu mengungkapkan bahwa energi panas bumi Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia yang berpotensi mampu mengembangkan elektrifikasi hingga 24 gigawatt
“Sumber panas bulmi secara strategis itu penting untuk transisi energi,” tuturnya
ISF 2024 menandai komitmen kuat Indonesia untuk terus mengembangkan energi terbarukan dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim di tingkat global.