MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Ratusan imigran asal Ethiopia disambut dengan meriah ketika tiba di bandara internasional Israel, Kamis (3/12). Pemerintah Israel menepati janji untuk menyatukan kembali ratusan keluarga yang terpecah antara kedua negara.
Sekitar 300 orang mendarat di Bandara Ben Gurion. Mayoritas mereka mengibarkan bendera kecil milik Israel, sebagian imigran terlihat mencium tanah ketika mereka turun dari pesawat Ethiopian Airlines.
Mereka berjalan di atas karpet merah yang telah dibentangkan. Kaum perempuan terlihat mengenakan jubah tradisional Ethiopia, sebagian perempuan menggendong bayinya. Lagu-lagu Ibrani yang meriah terdengar melalui pengeras suara.
Kendati keluarga para imigran adalah keturunan Yahudi dan banyak yang memeluk agama Yahudi, Israel tidak menganggap mereka pemeluk Yahudi menurut hukum agama. Meski demikian, mereka tetap diizinkan memasuki Israel di bawah program penyatuan keluarga yang mendapat persetujuan khusus dari pemerintah.
“Istri saya Sara dan saya berdiri di sana dengan air mata berlinang. Ini merupakan inti dari kisah yahudi kami, inti dari kisah Zionis,” kata Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, melansir English al Arabiya, Jumat, 4 Desember 2020.
Aktivis komunitas menuduh pemerintah berlarut-larut dalam menerapkan keputusan tahun 2015 untuk membawa semua warga Ethiopia yang tersisa dari garis keturunan Yahudi ke Israel dalam waktu lima tahun. Partai Likud Netanyahu menepati janji itu sebelum pemilihan nasional awal tahun ini.
Sebuah kelompok yang mempromosikan penyatuan keluarga, Aktivis Aliyah Ethiopia memperkirakan sekitar 7 ribu orang Yahudi Ethiopia tetap tinggal di Ethiopia, beberapa di antaranya telah menunggu bertahun-tahun untuk bergabung dengan keluarga mereka.
“Sekali lagi, pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Netanyahu telah memutuskan untuk memberikan kuota pada imigrasi orang Yahudi dari Ethiopia,” ucap Muket Fenta, seorang aktivis yang telah berjuang selama lebih dari satu dekade untuk membawa bibinya ke Israel.
“Pemerintah merayakan beberapa ratus imigran dari Ethiopia, sementara ribuan seharusnya ada di sini dan masih tertinggal, sementara nasib mereka dipertanyakan,” tuntasnya.