Dari 26 Nama, Terpilih 21 Pemain Masuk Skuat Garuda Select Angkatan Tiga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setelah melewati serangkaian proses pencarian bakat dan seleksi pemain, Program Garuda Select angkatan ketiga akhirnya menemukan komposisi pemain terbaik yang terpilih untuk berangkat ke Eropa.

Dari 26 pemain lolos seleksi tahap akhir, akhirnya terpilih 21 nama yang berhak masuk skuat Garuda Select angkatan tiga dan akan berlatih di Inggris.

Para pemain ini akan mengikuti pemusatan latihan secara intensif yang rencananya akan berlangsung hingga Mei 2021.

“Tim pemandu bakat Garuda Select telah berkeliling ke berbagai daerah Indonesia untuk mencari bakat bakat terbaik yang ada pada kompetisi Piala Soeratin dan kompetisi lain seperti Liga Topskor. Kami juga sudah melihat pemain-pemain yang dikirimkan oleh klub Elite Pro Academy Liga 1 U16. Indonesia memiliki banyak pemain potensial yang masih bisa dikembangkan. Tinggal bagaimana menuntun mereka ke arah yang tepat,” ujar direktur teknik Garuda Select, Dennis Wise.

“Kami sudah melakukan seleksi dan akhirnya terpilih 21 pemain terbaik yang akan diberangkatkan ke Eropa. Inilah pemain terbaik hasil seleksi yang sudah kami pilih berdasarkan pengamatan kami selama di Indonesia. Mereka adalah pemain-pemain terbaik yang akan melakukan serangkaian pelatihan intensif dan akan melawan tim-tim usia muda terbaik di Inggris dan Eropa,” katanya.

Dari 21 pemain, ada empat nama yang musim lalu masuk skuat Garuda Select angkatan dua, yakni Kakang Rudianto, Edgard Amping, Rafli Asrul, dan Fernando Pamungkas.

“Keempat pemain itu akan kami bawa kembali ke Inggris. Dari pengalaman musim lalu, mereka sudah tahu harus apa dan bisa menjadi contoh bagi yang baru datang tahun ini. Dengan bakat yang mereka miliki, kehadiran mereka sangat membantu, terutama ketika tim bertanding,” ungkap legenda Chelsea itu.

21 nama yang masuk skuat Garuda Select angkatan tiga

1. Wahyu Agung Drajat Mulyono – ex Persebaya U16
2. Hokky Caraka – PSS U16
3. Frezy Al-Hudaifi – Astam
4. I Gusti Made Rendi Sanjaya Putra – Persebaya U16
5. Muhammad Faqih Maulana – Tajimalela
6. Noval Junior Iskandar – FASS Junior
7. Krisna Sulistia Budianto – SSB Djarum Kudus
8. Adre Arido Geovani – Bina Taruna
9. Ridwan Ansori – Persib U16
10. Dustin Pratama Bramantio – Persela U16
11. I Putu Dipa Yogi Arta- Bali United
12. Ridho Syuhada Putra – PSIS U16
13. Daniel Naa – Bhayangkara U16
14. Kakang Rudianto – Garuda Select II
15. Rafli Asrul – Garuda Select II
16. Fernando Pamungkas – Garuda Select II
17. Edgar Amping – Garuda Select II
18. Ibnu Murarak – Kalimantan Timur
19. I Gede Aditya Juli Antara – Persebaya U16
20. Muhammad Faiz Maulana – Bina Taruna
21. Roki – Gabsis Sambas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini