MATA INDONESIA, JAKARTA-Wabah virus corona membuat sektor pariwisata di dunia mengalami penurunan. Salah satunya pariwisata Bali, terlebih setelah pemerintah menutup sementara penerbangan tujuan Cina dan sebaliknya. Yang terdampak siginifikan mengenai okupansi hotel yang mengalami penurunan hingga 80 persen.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menerangkan bisnis perhotelan di Bali mulai terdampak.
Tak tanggung-tanggung, dampaknya langsung membuat tingkat keterisian atau okupansi hotel di Bali anjlok 60 persen-80 persen, terutama di kawasan-kawasan favorit wisatawan Cina, seperti Nusa Dua dan Legian, Kuta.
Padahal, pada hari-hari sebelumnya di tahun lalu, penurunan okupansi hotel tidak lebih dari 18 persen.
Menurut Tjokorda, anjloknya okupansi hotel karena wisatawan Cina merupakan penyumbang sektor pariwisata Bali yang tertinggi.
Karena terlalu fokus pada wisatawan asal Cina, beberapa hotel bahkan hanya memiliki okupansi sebesar lima persen setelah ramainya penyebaran virus corona di Cina.
Sementara, untuk hotel di daerah Ubud dan Sanur tidak terlalu terdampak penyebaran virus corona. Penurunan okupansi di daerah-daerah tersebut hanya sekitar 2-3 persen. Hal tersebut dikarenakan hotel di daerah Ubud dan Sanur didominasi wisatawan asal Australia dan Eropa.
Namun demikian, Tjokorda melanjutkan, dampak penghentian penerbangan dari dan ke Cina membawa sedikit berkah bagi wisatawan asing lainnya ke Bali.
Wisatawan yang sebelumnya memiliki rencana ke Cina mengalihkan perjalanannya ke Bali. Pengalihan perjalanan tersebut mampu menutupi kerugian bisnis hotel sebanyak lima persen.