Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Keuangan Indonesia Terbatas

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dampak dari konflik antara Rusia-Ukraina di dunia cukup besar. Pasar finansial global langsung merespons negatif. Bahkan, hari ini IHSG tutup melemah 1,48% ke level 6.817,82.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan bahwa pasar langsung menunjukkan reaksi negatif. Selain indeks pasar keuangan di berbagai negara terkoreksi, harga minyak dan emas mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu pengekspor energi, produk pertanian, dan logam terbesar di dunia.

Menurut dia, peningkatan ketegangan akan memicu kenaikan harga energi dan berbagai komoditas serta nilai tukar dolar AS, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan inflasi.

“Efek domino dari peningkatan inflasi di tengah tingginya angka inflasi global akhir-akhir yaitu memicu terjadinya kenaikan imbal hasil US Treasury, yang akan berdampak terhadap pasar finansial dunia,” katanya, Kamis 24 Februari 2022.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, dampak perang terhadap perekonomian akan berbeda-beda. Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi besar kecilnya dampak perang terhadap pasar, yaitu negara yang terlibat dalam peperangan, skala dan periode perang, serta kondisi perekonomian negara-negara yang terlibat dan kawasan konflik.

Katarina menilai dampak ketegangan Rusia dan Ukraina terhadap Asia dan Indonesia relatif terbatas. Hal ini karena kawasan Asia yang memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih rendah dari Amerika Serikat. Alhasil, inflasi masih akan tetap berada dalam kisaran yang terkendali di tengah dampak kenaikan harga energi dan berbagai komoditas.

Sementara untuk perekonomian dan pasar finansial Indonesia juga akan relatif lebih terinsulasi. Ia menyebut, inflasi Indonesia yang masih relatif rendah, pada kisaran 2,18%, akan tetap terjaga di bawah 4%. Atau rentang atas acuan Bank Indonesia. Selain itu, sebagai negara produsen dan eksportir energi, komoditas, dan logam terkemuka di dunia, Indonesia juga diuntungkan dari kenaikan harga produk-produk tersebut.

”Fundamental perekonomian Indonesia kuat. Antara lain dengan surplus neraca transaksi berjalan, peningkatan cadangan devisa, nilai tukar rupiah yang stabil, dan perbaikan pertumbuhan ekonomi. Membuat Indonesia lebih resilien menghadapi goncangan jangka pendek dari ketegangan geopolitik ini,” katanya.

Kembali melihat sejarah, bank sentral biasanya menahan diri dari menaikkan suku bunga secara berlebihan selama periode perang. Dan lebih memilih untuk mengendalikan inflasi dengan gabungan cara-cara lain. Ia memperkirakan nantinya The Fed akan tetap data-dependent dalam mengambil keputusan.

Oleh karena itu, di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, ia menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi portofolio pada produk-produk reksa dana yang dikelola secara aktif. Apalagi, situasi masih sangat cair dan risiko geopolitik dapat mendominasi sentimen pasar dalam jangka pendek.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini