MATA INDONESIA, JAKARTA – Ledakan besar yang terjadi di Beirut, ibu kota Lebanon pada Kamis 6 Agustus 2020 lalu tidak hanya berdampak hilangnya nyawa ratusan orang saja, namun juga kerugian besar kepada negara.
Mengutip AFP, Rabu 12 Agustus 2020, menurut Presiden Lebanon Michel Aoun, total kerugian yang harus ditanggung negaranya akibat ledakan tersebut tembus 15 miliar dolar AS, atau setara Rp 221 triliun.
Angka itu terungkap dari pembicaraan antara Michel Aoun dengan Raja Spanyol Felipe melalui telepon.
“Perkiraan awal kerugian setelah ledakan di pelabuhan mencapai USD 15 miliar,” kata Aoun.
Pasca ledakan, gelombang demonstrasi meluas, menuntut pertanggungjawaban pemerintah. Buntutnya, Perdana Menteri Libanon Hassan Diab memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.