Cerita Pelatih Arema Lihat Anak-anak Nggak Bisa Napas di Tragedi Kanjuruhan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MALANG – Pelatih Arema FC, Javier Roca menyaksikan langsung saat banyak korban berjatuhan di tragedi Kanjuruhan, termasuk anak-anak yang kesulitan bernapas.

Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema melawan Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022. Suporter Arema masuk ke lapangan karena kecewa tim kesayangannya kalah dengan skor 2-3.

Polisi mencoba menghalau dengan menembakkan gas air mata ke lapangan. Tak hanya itu, polisi juga menembakkan gas air mata ke tribune penonton. Tindakan polisi itu membuat panik penonton di tribune.

Mereka panik dan berusaha keluar dari stadion. Di tengah kepanikan, banyak yang terjatuh dan terinjak-injak serta kesulitan bernapas.

Ada 125 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Para pemain dan pelatih Arema FC melihat langsung banyak korban berjatuhan.

“Ketika saya kembali ke ruang ganti (usai jumpa pers), situasinya sudah kacau. Banyak yang enggak bisa napas, kesulitan bernapas,” ujar Roca.

“Para pemain hancur. Mereka menyaksikan kematian pertama di ruang ganti. Lalu kematian kedua, ketiga, keempat. Beberapa korban masih anak-anak yang enggak bisa napas,” katanya.

Pemerintah sudah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta untuk mengusut tuntas tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini