Bunglon Terkecil di Dunia Ditemukan di Madagaskar, Panjangnya 13,5 Milimeter

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tim ekspedisi Jerman-Madagaskar telah menemukan bunglon dengan ukuran yang benar-benar kecil dari bunglon kebanyakan. Bunglon ini adalah spesies baru.

Dilansir dari BBC, para peneliti menemukan bunglon ini memakan tungau di tanah hutan dan sedang bersembunyi dari predator di rerumputan hutan Magadaskar bagian utara. Reptil tersebut merupakan reptil terkecil di dunia, subspesies bunglon yang ukurannya sekecil jari kuku.

Bunglon jantan atau bunglon nano yang juga disebut Brookesia nana, hanya memiliki panjang tubuh 12,5 milimeter, dan panjang keseluruhan dari kepala sampai buntut hanya mencapai 22 milimeter.

Menurut Badan Zoologi, Bavarian State Collection of Zoology di Munich Jerman, dengan ukuran tubuh yang sekecil itu, Brookesia merupakan spesies reptil terkecil dari sekitar 11.500 spesies reptil yang ada.

Penemuan bunglon jantan itu mempunyai ukuran yang lebih kecil dari bunglon betina yang ukuran tubuhnya sekitar 29 mm. Menariknya, bunglon jantan tersebut memiliki alat kelamin yang sangat besar, sebanding dengan ukuran tubuhnya.

“Bunglon jantan membutuhkan alat kelamin yang relatif besar supaya berhasil kawin dengan betina dengan ukuran yang lebiy besar,” menurut Miguel Vences, seorang peneliti dari Technical University of Braunschweig yang dikutip dari Gizmodo pada Jumat 29 Januari 2021.

Badan zoologi itu juga mengungkapkan bahwa mereka belum pernah menemukan spesimen lain walaupun sudah dengan melakukan upaya yang besar.

Dari laporan jurnal Scientific Reports, bunglon spesies baru dengan ukuran paling kecil ini hanya ditemukan di hutan bagian utara Madagaskar. Kemungkinan spesies ini pun terancam punah.

Habitat dari bunglon nano ini pun sayangnya terganggu sebab deforestasi atau penebangan kayu yang hanya dibutuhkan untuk komersial. Namun, kini wilayah tersebut akan dilindungi, karena mengingat baru ditemukan spesies baru serta agar spesies tersebut dapat bertahan.

Dalam tulisan blog yang diunggah oleh Dr Mark Scherz sebagai salah satu peneliti yang masuk dalam keikutsertaan penemuan itu menyebutkan sebagai ‘temuan mini spektakuler’. Ia pun mengatakan bahwa hutan sebagai tempat penemuan Brookesia itu, masih termasuk ke dalam hutan lain di utara Madagaskar.

“Jadi, bunglon baru dengan ukuran kecil tersebut atau seperti kebanyakan spesies-spesies kecil lainnya, hanya dapat ditemukan dipulau-pulau kecil. Hal itu berarti ada ‘sesuatu’ yang menyebabkan bunglon tersebut berukuran kecil,” kata Dr Mark Scherz yang dikutip dari blognya.

Dalam laporannya itu tercatat bahwa para ilmuwan merekomendasikan bunglon baru dengan spesies terkecil dan sulit lagi untuk ditemukan, agar didaftarkan sebagai spesies yang terancam kepada Badan Konservasi Internasional Union for Conservation of Nature’s (IUCN) Red List of Threatened Species, dengan tujuan untuk melindungi habitatnya.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini