Bunga Bangkai Asal Kabupaten Agam Ini Viral di 32 Media Internasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bunga Rafflesia Tuan-mudae beberapa hari ini menjadi buah bibir media massa di 32 negara di lima benua. Pasalnya, bunga ‘bangkai’ ini salah satu bunga Rafflesia terbesar di dunia yang mekar di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Menurut Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Agam, Ade Putra, 32 negara yang dimaksud seperti, Prancis, Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, China, Malaysia, Australia, Luksemburg, India, Vietnam, Malaysia, Afrika Selatan dan lainnya.

“Berita bunga rafflesia itu dimuat oleh kantor berita negara tersebut dan media lokal. Bahkan kantor berita ketiga terbesar di dunia ikut memberitakan seperti, Kantor Berita Agence France-Presse (AFF) dan termasuk Daily Mail,” katanya di Lubukbasung, Minggu 5 Januari 2020.

Ia mengaku mendapat informasi bahwa seluruh media tersebut memberitakan rafflesia ini, setelah mendapat informasi dari teman yang sedang kuliah di Inggris yang memberitahunya. Mendapat informasi tersebut, pihaknya mencari kata kunci biggest bloom: ‘World’s largest’ flower di pencarian google sehingga menemukan berita yang dimuat di berbagai media di dunia bahkan ada yang tidak diketahui bahasanya.

“Satu persatu media itu saya cari di wikipedia dan menemukan negara asalnya,” katanya.

Asal tahu saja, bunga yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistimnya itu mekar sempurna pada Rabu 1 Januari 2020. Berdasarkan hasil pengukuran bunga itu memiliki diameter 111 centimeter atau terbesar di dunia dan memecahkan rekor terbesar Bunga Rafflesia Tuan-mudae sebelumnya yang mekar di lokasi itu dengan diameter 107 centimeter pada 2017.

Saat itu, bunga tersebut merupakan yang terbesar di dunia dan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahli dan Peneliti Tumbuhan Rafflesia Universitas Bengkulu Dr Agus Susatya.

Di lokasi itu, tambahnya pernah ditemukan sekitar 43 knop dan saat ini hanya tinggal lima knop karena sudah mekar.

“Hampir tiap bulan bunga itu mekar di lokasi yang merupakan Hutan Cagar Alam Maninjau. Keberadaan bunga itu ditemukan pertama oleh warga sekitar saat membersihkan saluran air pada 2017,” katanya.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini