MATA INDONESIA, JAKARTA – Neraca perdagangan April 2020 mengalami defisit 350 juta dolar AS. Kondisi itu didukung dengan nilai ekspor 12,19 miliar dolar AS dan nilai impor 12,54 miliar dolar AS.
Meskipun mengalami defisit, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai posisi ini masih lebih bagus dari defisit April 2019. “Pada saat itu mengalami defisit 2,3 miliar dolar AS,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Jumat 15 Mei 2020.
Ia menambahkan, defisit yang terjadi pada April 2020 lebih landai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Diketahui, ekspor April 2020 mengalami penurunan 7,02 persen dibandingkan posisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya, dan dibandingkan Maret 2020, angkanya turun 13,33 persen.
Sementara nilai impor April 2020 turun 18,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, serta jika dibandingkan Maret 2020 angkanya turun 6,10 persen.
Artinya, selama periode Januari – April 2020, neraca perdagangan Indonesia masih berada pada posisi surplus sebesar 2,25 miliar dolar AS, dengan total ekspor 53,95 miliar dolar AS dan impor 51,71 miliar dolar AS.
“Tentunya ke depan performa ini bisa lebih baik lagi, karena kalau kita bandingkan dengan Januari – April 2019, performa ini masih jauh lebih bagus, apalagi kalau kita memerhatikan dampak COVID-19,” ujar Suhariyanto.