MATA INDONESIA, SARAJEVO – Lima orang yang diduga menjadi penjahat perang yang menganiaya warga muslim ditangkap Pemerintah Bosnia-Herzegovina pada Selasa 7 Desember 2021.
Kelimanya adalah para pelaku perang Bosnia tahun 1990an. Para pelaku telah melakukan pelanggaran HAM dan menyasar warga sipil Serbia yang bermukim di Bosnia.
Meski situasi sekarang sudah aman dan damai, namun bibit-bibit perpecahan etnis di negara ini masih rawan. Bahkan, negara pecahan Yugoslavia itu harus memiliki tiga pemimpin yang mewakili masing etnis Bosnia, Serb Bosnia dan Kroat Bosnia.
Penangkapan lima penjahat perang ini oleh Agen Investigasi dan Perlindungan Bosnia-Herzegovina (SIPA). Aksi penangkapan ini menjadi operasi ketiga kalinya yang dilakukan SIPA dalam dua minggu terakhir.
Euronews melaporkan pejabat SIPA mengungkapkan bila kelima eks militer itu telah membunuh delapan penduduk sipil Serb Bosnia dan melakukan penyiksaan kepada lebih dari 100 orang. Mereka melakukan penahanan paksa, penyalahgunaan, mempekerjakan secara paksa, dan melakukan penyiksaan fisik maupun mental.
Penahanan penduduk sipil secara ilegal di penjara atau kamp yang menggunakan bekas sekolah maupun gedung lainnya di Sarajevo. ”Mereka melakukan pembunuhan kepada delapan orang. Para terduga merupakan otak di balik pembunuhan,” ujar perwakilan SIPA.
Korban rata-rata berasal dari etnis Serb Hrasnica, Butmir dan Sokolovic Kolonija. Mereka bermukim di selatan ibu kota Sarajevo. Para korban yang selamat mengalami trauma mendalam dan dampak psikologis serta fisik jangka panjang.
Penangkapan ini merupakan hasil dari kooperasi yang baik antara Kepolisian Serbia dan penegak hukum di Bosnia. Pasalnya, institusi penegak hukum di Serbia yang memberi tahu informasi para korban yang kini bermukim di luar Bosnia.
Pada 3 Desember 2021 lalu, SIPA menangkap tujuh orang lantaran berpartisipasi dalam pembunuhan 22 orang etnis Bosnia di Balatun. Tujuh di antaranya adalah anak-anak. Sementara tiga di antara pelaku merupakan anggota Kepolisian Bosnia dari etnis Serb.
Sedangkan empat hari sebelumnya, SIPA juga sudah menangkap sembilan orang di Novi Grad yang merupakan pelaku pelanggaran HAM.
Menanggapi penangkapan ketujuh pelaku pelanggaran HAM dari etnis Serb. Ribuan warga Serb Bosnia melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Pengadilan Negeri Bosnia dan menuntut keadilan bagi warga Serb yang juga ikut terbunuh dalam Perang Bosnia.
Selama ini etnis Serb Bosnia merasa bahwa sistem peradilan tidak memihak mereka dan cenderung memihak etnis Bosnia. Mereka juga meminta lanjutan hukuman kepada Sakib Mahmuljin. Ia merupakan mantan Komandan Korps Tentara Bosnia Ketiga yang telah membunuh tahahan Serb.
Perang Bosnia sudah berlangsung antara tahun 1992-1995 yang menewaskan lebih dari 100 ribu orang. Namun, mayoritas korban tewas merupakan dari etnis muslim Bosnia.
Sementara itu, perang di Bosnia ini pecah setelah pemerintah etnis Bosnia mendeklarasikan kemerdekaan dari Yugoslavia yang saat itu penguasanya adalah etnis Serbia. Konflik ini menyebabkan jutaan orang mengungsi ketika pasukan Serbia berhasil menduduki sebagian besar wilayahnya dan memaksa penduduk suku lain untuk pergi.