BNI Boyong 50 Produk UMKM Jajaki Peluang Pasar Mancanegara

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-50 produk UMKM mitra binaan diboyong oleh PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam Festival Pasar Senggol yang diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki di Istanbul, Minggu 5 Juni 2022.

Pasar Senggol merupakan festival perdana di bawah bidang ekonomi dan kebudayaan PPI Dunia yang menggandeng Kementerian BUMN dan didukung KJRI Istanbul.

Gelaran tersebut mengangkat tema ‘Membangun Diaspora Berbudaya dan Berwirausaha’ sangat sejalan dengan visi BNI yang ingin memajukan UMKM untuk bersaing di kancah internasional.

“Kementerian BUMN bersama BNI berharap tak sekadar mengoptimalkan potensi pasar tetapi ikut berkontribusi meningkatkan kerja sama ekonomi yang telah terjalin sangat baik sejauh ini,” kata Corporate Secretary BNI Mucharom.

Keberadaan diaspora Indonesia di Turki cukup beragam. Selain itu, negara Turki berada di antara kawasan Eropa dan Timur Tengah. Peluang ini tentunya tidak disia-siakan oleh BNI yang mendapat mandat untuk go global oleh pemerintah.

Mengutip data Kementerian Perdagangan Republik Indonesiaa, total perdagangan 2021 Indonesia-Turki tercatat US$2,01 miliar dengan Indonesia sebagai net eksportir surplus US$1,2 miliar. Pertumbuhan ekonomi Turki pada 2021 masih mampu berada di 11 persen.

Mucharom berharap produk UMKM mitra binaan BNI dapat menarik perhatian pelaku bisnis sekaligus konsumen Indonesia dan Turki sehingga dapat dibuatkan kerja sama lebih lanjut.

“Dengan bantuan dari KJRI, kami juga mendapat program link and match sehingga dapat lebih fokus dalam mempersiapkan barang-barang yang masuk ke pasar Turki,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini