Bisa Sangat Cepat Menyebar dan Menular, Ini Penjelasan Ilmuan tentang Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Penyebaran virus corona begitu cepat, bahkan sudah hampir 119 negara terinfeksi virus tersebut. Tak hanya itu, virus mematikan ini menyerang sejumlah pejabat dan artis terkenal.

Baru-baru ini, istri Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Sophie Grégoire Trudeau dites positif virus corona setelah kembali dari Inggris. Selain itu, Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton mengungkapkan dirinya positif tertular.

Sejumlah pejabat tinggi di Iran juga terinfeksi, terbaru yaitu Wakil Presiden Pertama Iran, Ishaq Jahangiri. Iran adalah salah satu negara di luar Cina dengan kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia.

Artis Tom Hanks juga mengakui terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, Cina ini. Istrinya, Rita Wilson juga dinyatakan positif. Keduanya tengah berada di Australia untuk memulai produksi sebuah film.

Di tengah meningkatnya kasus infeksi di seluruh dunia, para peneliti berlomba untuk menelusuri apa yang membuat virus ini menyebar dengan mudah.

Sejumlah analisis genetik dan struktural telah mengidentifikasi fitur kunci dari virus-protein di permukaannya yang mungkin dapat menjelaskan mengapa virus menginfeksi sel manusia dengan mudah.

Kelompok lain sedang menyelidiki melalui pintu mana virus ini menembus jaringan manusia-reseptor pada membran sel. Baik reseptor sel dan protein virus menawarkan target potensial bagi obat untuk memblokir patogen, tetapi para peneliti mengatakan itu masih terlalu dini dipastikan.

“Memahami penularan virus adalah kunci pembatasan dan pencegahan di masa depan,” kata David Veesler, seorang ahli virologi struktural di Universitas Washington di Seattle, dikutip dari laman Nature, Jumat 13 Maret 2020.

Virus baru menyebar jauh lebih mudah daripada virus corona penyebab SARS.

Untuk menginfeksi sel, virus corona baru menggunakan protein ‘jarum’ yang mengikat membran sel, suatu proses yang diaktifkan oleh enzim sel tertentu. Analisis genom dari virus ini mengungkapkan lonjakan protein berbeda dari kerabat dekat, dan menunjukkan bahwa protein tersebut memiliki tempat di atasnya yang diaktifkan oleh enzim sel inang yang disebut furin.

Ini penting karena furin ditemukan di banyak jaringan manusia, termasuk paru-paru, hati, dan usus kecil, yang berarti virus itu berpotensi menyerang banyak organ, kata Li Hua, seorang ahli biologi struktural di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong Wuhan, Cina.

Temuan ini dapat menjelaskan beberapa gejala yang diamati pada orang dengan virus corona, seperti gagal hati, kata Li, yang ikut menulis analisis genetik virus yang diunggah pada server pracetak ChinaXiv pada 23 Februari. SARS dan virus corona lain dalam genus yang sama dengan virus baru tidak memiliki situs aktivasi furin, katanya.

Sepuluh Kali Lebih Kuat

Tim Li juga melihat molekul yang bisa menghalangi furin, yang bisa diselidiki sebagai terapi yang memungkinkan. Tetapi penelitian terkendala wabah yang semakin meluas. Li tinggal di kampus dan saat ini dia satu-satunya anggota yang dapat mengakses laboratorium timnya.

Kelompok McLellan di Texas telah mengidentifikasi fitur lain yang dapat menjelaskan mengapa virus corona baru sangat sukses menginfeksi sel manusia. Eksperimen mereka telah menunjukkan bahwa lonjakan protein terikat dengan reseptor pada sel manusia – dikenal sebagai angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) – setidaknya sepuluh kali lebih kuat daripada lonjakan protein pada virus SARS.

Tim Veesler juga menemukan lonjakan protein terikat dengan afinitas tinggi terhadap reseptor ACE2, yang menunjukkan reseptor adalah target potensial lain untuk vaksin atau terapi. Misalnya, obat yang menghambat reseptor mungkin membuat virus corona lebih sulit menembus sel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini