Bill Gates Sebut Perubahan Iklim Lebih Berbahaya dari Pandemi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pendiri Microsoft dan mantan orang terkaua di dunia, Bill Gates menilai, masalah perubahan iklim adalah hal paling berbahaya saat ini, bahkan melebihi pandemi Covid-19.

Menurut Gates, mengatasi pandemi Covid-19 sebenarnya adalah hal mudah, dan tak butuh waktu lama, jika dibandingkan menyelesaikan persoalan perubahan iklim.

“Ini jauh lebih besar dibandingkan pandemi, dan hal ini membutuhkan level kerja sama yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata Gates, seperti dikutip dari BBC, Senin 15 Februari 2021.

Gates membahas perubahan iklim dan pemanasan global dalam buku barunya, How to Avoid a Climate Disaster. Ia menyebut saat ini, 51 miliar ton gas rumah kaca yang berbahaya terlontar ke atmosfer Bumi, yang harus ditekan serendah-rendahnya, kalau bisa sampai angka nol.

Kemudian, Gates coba mengajak semua pihak untuk berinovasi di bidang teknologi untuk mengatasi perubahan iklim. Contohnya, seperti upaya menemukan energi terbarukan, dari angin maupun cahaya matahari.

Lebih rinci, Gates menyebut 70 persen sumber emisi lain belum ada pemecahannya karena sukar tergantikan dan terkait dengan perekonomian dunia. Misalnya sistem transportasi, material baja, semen, produk pupuk dan lain sebagainya.

Bill Gates menyarankan inovasi harus dilakukan bersama-sama dalam skala sangat besar yang belum pernah terjadi. Itu bisa diawali dengan pemerintah menegakkan aturan, misalnya warga atau perusahaan harus membayar kerugian jika menggunakan produk yang merusak lingkungan.

“Saat ini, Anda tidak melihat kerusakan yang Anda sebabkan pada saat melepaskan karbondioksida. Kita harus memberi sinyal terkait harga untuk memberitahu sektor swasta bahwa kita ingin produk hijau,” ujar Gates.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini