Bersih-bersih BUMN dari Koruptor, Erick Thohir Kini Rombak Direksi PT ASDP

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jelang akhir tahun ini, Menteri BUMN Erick Thohir terus melakukan pembenahan di tubuh pelat merah yang dipimpinnya tersebut.

Kali ini giliran PT ASDP Indonesia yang dibenahi. Erick menunjuk dua direktur baru PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yakni Wahyu Wibowo sebagai Direktur SDM dan Layanan Korporasi dan Kusnadi Chandra Wijaya sebagai Direktur Teknik dan Fasilitas.

Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor SK-338/MBU/12/2019 tanggal 27 Desember 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASDP Indonesia Ferry.

Surat keputusan itu diserahkan oleh Plt Deputi bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Yuni Suryanto, Senin 30 Desember 2019.

“Dengan bergabungnya dua direktur baru diharapkan dapat berkontribusi positif dalam memajukan perseroan,” kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam keterangan tertulis.

Wahyu Wibowo sendiri sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Umum dan Humas Kementerian BUMN. Ia menggantikan Direktur SDM dan Layanan Korporasi sebelumnya, Wing Antariksa.

Sedangkan Kusnadi Chandra Wijaya merupakan pejabat karir di ASDP, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) yang menggantikan Direktur Teknik dan Fasilitas sebelumnya La Mane.

“Direksi baru diharapkan akan meneruskan langkah terobosan pendahulunya dan mengembangkan inovasi untuk keberlanjutan pelayanan dan bisnis ASDP yang lebih baik lagi,” katanya.

Berikut susunan direksi ASDP terbaru:

Direktur Utama: Ira Puspadewi

Direktur Keuangan dan IT : Djunia Satriawan

Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Christine Hutabarat

Direktur Komersial dan Pelayanan : M Yusuf Hadi

Direktur Teknik dan Fasilitas : Kusnadi Chandra Wijaya

Direktur SDM dan Layanan Korporasi: Wahyu Wibowo

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini