Berikan Pelatihan, Pembatik Papua Diharapkan Lebih Sejahtera

Baca Juga

MATA INDONESIA, PAPUA – Sejumlah pembatik yang merupakan orang asli Papua (OAP) di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mendapat pelatihan membatik. Upaya ini dilakukan untuk mempersiapkan diri memasuki industri batik.

Pelatihan membatik level dua atau level lanjutan ini diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop&UKM) Kabupaten Jayapura agar para pembatik di wilayah tersebut dapat meningkatkan kreatifitas, mengeksplorasi diri, dan tentu saja menambah pendapatan dari usaha membatik.

Ada 15 peserta yang ikut dalam pelatihan membatik kali ini. Para peserta terlihat antusias melakukan pelatihan, mulai dari membuat batik cap, kemudian batik tulis, mewarnai kain batik, hingga mbironi batik.

Untuk diketahui, mbironi batik adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga warna biru atau warna putih tidak terkontaminasi warna lain. Di mana bagian kain yang diwarnai biru ditutupi dengan lilin dahulu

“Yang mana sebelumnya mencantingnya masih kaku, kini mereka (peserta pelatihan) sudah mulai terlihat terbiasa dan mulai halus mencantingnya, untuk batik cap juga mereka sudah mulai bagus membuatnya. Kemudian untuk pewarnaan, mereka juga sudah memahaminya,” kata instruktur dari Batik Akasia Jogjakarta, Ii Hurairoh, Selasa, 22 Juni 2021.

Ii Hurairoh yang merupakan pemilik Natural Dyes Batik di Akasia Batik Jogjakarta mengatakan bahwa membatik bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan instan.

Ada berbagai proses yang harus dilakukan secara bertahap. Ii mengatakan bahwa para pengrajin batik dituntut harus tekun, hati-hati, ulet, serta teliti di setiap prosesnya.

“Kali ini kita pelatihan membatik lanjutan, yang mana tahun kemarin sudah diadakan pelatihan membatik dasar sebelum adanya pandemi Covid-19. Jadi ini hanya melanjutkan, dan tujuan pelatihan kali ini adalah mencari basic-basic spesifikasi pelatihan yang dimiliki oleh para peserta seperti spesifikasi khusus untuk batik cap, spesifikasi yang khusus untuk membatik tulis, spesifikasi untuk pewarnaan batik dan spesifikasi khusus untuk menutup atau mbironi membatik,” tuturnya Hurairoh.

“Pelatihan ini digelar selama 10 hari yang dimulai dari tanggal 15 Juni 2021 dan Insha Allah akan diakhiri pada tanggal 25 Juni 2021 mendatang, dengan menghadirkan 15 orang peserta dari pembatik lokal Papua. Kali ini mulai terlihat basic-basic spesifikasi para peserta pelatihan di pelatihan lanjutan ini,” ucapnya.

Dengan diadakannya acara membatik ini, Ii berharap para pembatik lokal Papua dapat memiliki usaha sendiri dan lebih kreatif dalam menentukan desain. Sehingga dapat menambah pundi-pundi Rupiah.

“Jadi dengan berbekal kemampuan membatik itu mereka kedepan bisa berkreativitas untuk meningkatkan perekonomiannya,” katanya.

“Untuk itu, kami dari tim Akasia Jogjakarta ucapkan terima kasih banyak kepada Dinas Koperasi dan UKM yang telah mengundang kami untuk menjadi instruktur pelatihan hingga bisa mengenal para peserta guna berbagi atau sharing pengalaman dan ilmu. Semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat Kabupaten Jayapura, khususnya para peserta pelatihan,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini