MATA INDONESIA, JAKARTA – Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi mengaku sangat bahagia Piala Thomas bisa kembali ke Tanah Air. Tapi, sedikit tercoreng karena Merah Putih nggak bisa berkibar.
Indonesia juara Piala Thomas usai mengalahkan Cina dengan skor 3-0, Minggu 17 Oktober 2021 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Tiga poin kemenangan skuat Garuda disumbangkan Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie.
Ini adalah gelar Piala Thomas ke-14 untuk Indonesia atau yang pertama kali sejak tahun 2002 silam.
“Setelah 19 tahun puasa gelar, akhirnya kita bisa kembali membawa pulang Piala Thomas. Ini sungguh prestasi yang membanggakan sekaligus mengharukan. Selamat kepada seluruh atlet dan pelatih yang telah mengharumkan nama Indonesia,” ujar Hariyanto Arbi.
“Momentum ini selayaknya dijaga dengan terus meningkatkan pembinaaan atlet dan mencari bibit-bibit baru,” kata Juara Dunia 1995 itu.
Bersamaan dengan kemenangan ini, Hariyanto juga menyayangkan Indonesia harus terkena sanksi dari World Anti-Doping Agency (WADA). Karena itu, Indonesia tak bisa mengibarkan Sang Merah Putih di podium Piala Thomas 2020.
“Sanksi tersebut secara jelas memperlihatkan ada yang tidak beres dalam pengelolaan olahraga kita. Kemenangan kita di Piala Thomas tercoreng ketika Merah Putih tidak bisa berkibar,” ucapnya.
“Para pemain jatuh bangun berlatih dan bertanding, pengurus olahraga tidak maksimal mengelola hal-hal administratif seperti standar doping. Ke depan, selayaknya hal-hal seperti itu tak terjadi lagi,” ujarnya.
WADA menyebut Indonesia tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif. Imbasnya, Indonesia dinyatakan tidak berhak menjadi tuan rumah kejuaraan regional hingga dunia selama penangguhan.
Indonesia masih diperbolehkan ikut pertandingan-pertandingan di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia tapi tidak diperbolehkan membawa nama dan mengibarkan bendera negara selain di ajang Olimpiade.