Apa Penyebab Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Indramayu?

Baca Juga

MATA INDONESIA, INDRAMAYUKilang minyak Pertamina di Balongan, Indramayu kebakaran Senin 29 Maret 2021 dini hari WIB. Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

Kilang minyak Pertamina itu kebakaran sekitar pukul 01.00 WIB. Kebakaran menimbulkan ledakan yang terdengar hingga jarak 5 km.

Sejauh ini tercatat lima orang mengalami luka berat dan 15 lainya luka ringan. Semuanya suda dilarikan ke rumah sakit terdekat. Beberapa korban lain yang terdampak akibat kebakaran kilang minyak Pertamina Balongan diungsikan ke tempat aman.

Pertamina telah menyiapkan tempat untuk evakuasi dan pengungsian sementara di GOR Perumahan Bumi Patra dan Pendopo Kabupaten Indramayu. Penyebab kebakaran belum diketahui. Saat kejadian sedang turun hujan deras disertai petir.

“Data sementara ada lima orang mengalami luka berat. Total korban sejauh ini terdata ada 20 orang dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat dimana 15 di antaranya luka ringan,” kata Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, 29 Maret 2021.

“Korban-korban luka tersebut rumahnya berdekatan dengan kejadian. Tak hanya warga sekitar, tapi ada juga pengguna jalan,” ungkapnya.

Dikutip dari laman resmi Pertamina, Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero).

Kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM. Petrokimia RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994.

Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar 200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini