MATA INDONESIA, JAKARTA – Jemaah haji Indonesia tampaknya harus bersabar menunggu kepastian keberangkatan mereka ke Tanah Suci Mekah. Sebab hingga saat ini, pemerintah Arab Saudi belum bisa memastikan kapan dibuka kembali penyelenggaraan ibadah haji maupun umrah.
Mengutip AFP, Minggu 31 Mei 2020, Menteri Kesehatan Tawfiq Al-Rabiah pun meminta umat Islam menunda sementara persiapan ibadah haji dan ziarah tahunan ke Mekah. Mereka juga tetap meminta masyarakat menaati pedoman jarak sosial.
“Misalnya untuk pertemuan skala besar yang melibatkan lebih dari 50 orang tetap tidak bisa dilakukan,” kata Tawfiq.
Sebelumnya, Arab Saudi akan mengakhiri aturan jam malam semasa pandemi virus corona (Covid-19) mulai 21 Juni mendatang. Kebijakan yang sudah berlangsung sekitar dua bulan ini akan berlaku di seluruh wilayah negara, kecuali Mekah.
Aturan ini merupakan bagian dari pelonggaran penguncian wilayah alias lockdown. “Kerajaan akan memasuki fase baru dan secara bertahap akan kembali normal berdasarkan aturan jarak sosial,” ujarnya lagi.
Jam malam akan dilonggarkan secara bertahap mulai pukul 15.00 sampai 06.00 dan pukul 20.00 sampai 06.00 waktu setempat. Pihak berwenang juga mengizinkan kunjungan ke kantor kementerian, lembaga pemerintah, perusahaan sektor swasta, dan aktivitas kantor di sektor-sektor tersebut.
Beberapa kegiatan ekonomi dan komersial juga akan diizinkan beroperasi termasuk toko grosir, toko eceran, mal, dan kafe. Sedangkan sektor bisnis yang sulit menjaga jarak sosial seperti salon kecantikan, tukang cukur, klub olahraga dan klub kesehatan, pusat rekreasi, dan bioskop akan tetap ditutup.
Saat ini pemerintah telah mengembangkan rencana untuk fase selanjutnya yang bergantung pada dua faktor utama. Pertama, kapasitas sistem perawatan kesehatan untuk mengatasi kasus-kasus kritis dan kedua, perluasan pengujian untuk mengidentifikasi infeksi baru sesegera mungkin.
“Kondisi buruk akan berlalu, Insya Allah, dan kami menuju yang baik, Insya Allah,” kata Putra Mahkota Mohammed bin Salman.