Banyak Alasan Untuk Gabung Teroris, Kontra Narasi Harus Menyasar Seluruh Aspek

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak alasan atau sebab dari orang untuk bergabung dengan kelompok teroris. Maka untuk mengantisipasi hal ini perlu untuk memperkuat kontra narasi untuk menangkal radikalisme. Peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Unaesah Rahmah menegaskan bahwa banyak alasan untuk bergabung dengan kelompok teroris sehingga narasinya juga harus beraneka ragam.

“Jangan hanya sasar narasi tentang ideologi saja karena ada banyak alasan kenapa orang gabung ekstremis,” kata Unaesah dalam  diskusi tentang ‘Keterlibatan Perempuan dalam Kontra Radikal-Teroris di Media Sosial di kanal Youtube Sang Khalifah, Kamis 18 Maret 2021.

Beberapa faktor selain ideologi, seperti ekonomi dan politik juga menjadi penyebab orang terjerumus dalam terorisme.

Maka narasi di media sosial perlu mencakup beberapa aspek tersebut supaya masyarakat memiliki pilihan dalam menentukan narasi yang mereka baca.

“Yang paling banyak dilakukan ya narasi, supaya mereka punya plihan,” kata Unaesah.

Sementara itu Direktur Eksekutif Society Against Radicalism and Violent Extremism (Serve) Indonesia Dete Aliah mengatakan penyebaran radikalisme dan terorisme juga menggunakan narasi ekonomi. Ia memberi contoh narasi yang disebarkan oleh Bahrun Naim, orang yang diduga keras sebagai dala ng aksi serangan Jakarta 2016.

Dete menegaskan bahwa Bahrun melalui media sosialnya menyebarkan narasi ekonomi. Ia menyebarkan narasi bahwa di Suriah tidak ada sama sekali pungutan biaya parkir kendaraan.

“Kalau tidak ada pungutan seperti itu di Indonesia, maka Indonesia akan sejahtera,” kata Dete mencontohkan unggahan Bahrun Naim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini